AKAR INTELEKTUAL
PSIKOLOGI
Manusia
memerlukan waktu yang lama untuk memahami diri mereka sendiri, dan di pusat
pencarian ini terletak sebuah isu yang telah diuji pikiran terbaik dari usia,
yang disebut masalah pikiran-tubuh. Apakah pikiran-agen kesadaran batin dan pikiran-entitas
spiritual terpisah dari tubuh, atau itu bagian dari aktivitas tubuh?
Banyak filsuf awal memegang posisi dualisme pikiran-tubuh, keyakinan bahwa
pikiran adalah entitas spiritual tidak tunduk pada hukum-hukum fisika yang mengatur tubuh.
Tetapi jika pikiran tidak terdiri dari materi fisik, bagaimana bisa menyadari sensasi
tubuh, dan bagaimana bisa pikiran yang mengerahkan kendali atas fungsi tubuh? filsuf
Perancis, matematikawan, dan ilmuwan René Descartes (1596-1650) mengusulkan bahwa pikiran
dan tubuh berinteraksi melalui kelenjar pineal kecil di otak. Meskipun Descartes
ditempatkan pikiran dalam otak, ia menyatakan bahwa pikiran adalah spiritual, entitas
nonmaterial. Dualisme menyiratkan bahwa tidak ada jumlah penelitian tentang tubuh fisik
(termasuk otak) pernah bisa berharap untuk mengungkap misteri dari pikiran.
Pandangan alternatif, monisme (dari monos kata Yunani, yang berarti
"satu"), menyatakan bahwa pikiran dan tubuh adalah satu dan bahwa pikiran bukanlah entitas
spiritual yang terpisah. Untuk monis, peristiwa mental hanya produk dari peristiwa fisik di
otak, posisi yang dianjurkan oleh filsuf Inggris Thomas Hobbes (1588-1679). Monisme membantu
mengatur panggung untuk psikologi karena tersirat bahwa pikiran dapat dipelajari dengan
mengukur proses fisik dalam otak. Panggung lanjut ditetapkan oleh John Locke (1632-1704)
dan filsuf lainnya dari sekolah empirisme Inggris, yang menyatakan bahwa semua ide dan pengetahuan yang diperoleh secara empiris-yaitu, melalui indera. Menurut
empiris, observasi adalah pendekatan yang lebih valid untuk pengetahuan dari alasan,
karena alasan penuh dengan potensi kesalahan. Ide ini didukung perkembangan ilmu
pengetahuan modern, yang berakar pada metode pengamatan empiris.
Penemuan dalam fisiologi (area biologi yang meneliti fungsi tubuh) dan
obat-obatan juga membuka jalan bagi munculnya psikologi. Pada 1870, peneliti Eropa elektrik
merangsang otak hewan laboratorium dan pemetaan daerah permukaan yang dikendalikan
berbagai gerakan tubuh. Selama periode yang sama, laporan medis terkait kerusakan di
berbagai wilayah otak pasien dengan berbagai gangguan perilaku dan mental. Misalnya,
kerusakan daerah tertentu di sisi kiri otak terganggu kemampuan orang untuk berbicara
dengan lancar. makin banyak bukti tentang hubungan antara otak dan perilaku mendukung
pandangan bahwa metode empiris dari ilmu alam juga bisa digunakan untuk mempelajari
proses mental.
Memang, pada pertengahan 1800-an, ilmuwan Jerman yang mengukur respon sensorik masyarakat terhadap berbagai jenis rangsangan fisik (misalnya, bagaimana
kenyaringan yang dirasakan dari perubahan suara sebagai intensitas meningkat fisiknya). percobaan mereka mendirikan lapangan baru disebut psychophysics, studi tentang bagaimana psikologis sensasi berpengalaman tergantung pada karakteristik rangsangan
fisik. Sekitar waktu ini, (1809-1882) Teori Charles Darwin tentang evolusi yang dihasilkan
gelombang kejut yang masih dirasakan hari ini. Teorinya, yang akan kita bahas nanti, itu
penuh semangat menentang karena tampaknya bertentangan dengan keyakinan filosofis dan agama tentang sifat mulia manusia. Evolusi tersirat bahwa pikiran manusia
bukanlah entitas spiritual melainkan produk dari kesinambungan biologis antara manusia dan
spesies lainnya. Selain itu, teori Darwin tersirat bahwa para ilmuwan mungkin
mendapatkan wawasan tentang perilaku manusia dengan mempelajari spesies lain. Pada 1800-an, konvergensi kekuatan intelektual memberikan dorongan untuk kelahiran psikologi.
BIOGRAFI WILHELM
WUNDT
Wilhelm Maximilian Wundt adalah seorang dokter,
filsuf, ahli hukum, psikolog, fisiolog, dan profesor, yang sekarang dikenal
sebagai penemu psikologi modern (Bapak Psikologi). Ia dianggap sebagai
"bapak psikologi eksperimental". Lahir pada 16 Agustus 1832, Neckarau,
dekat Mannheim, Jerman. Meninggal pada 31 Agustus 1920, Leipzig, Großbothen,
Jerman. Wundt memiliki pasangan yaitu Sophie Mau (m. 1872–1912). Dan mempunyai
3 orang anak, yakni Max Wundt, Lily Wundt, dan Eleanor Wundt. Orang tua Wundt
adalah Marie Frederike, Maximilian Wundt.
Pendidikan : Universitas Ruprecht Karl Heidelberg, Universitas
Humboldt Berlin, Universitas Tübingen.
Karir : Tahun
1857, menjadi dosen faal di Heidelberg. Tahun 1862, buku Wundt pertama kali
berjudul “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung”. Tahun 1873, buku keduanya
“ Grund Zuge Der”. Tahun 1878, menjadi professor filsafat di Zurich. Tahun
1879, ia mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig. Tahun 1881, ia
mulai belajar mengenai psikologi eksperimental
Prestasi :
1.
Wundt telah menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori
2.
Menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Tubingen
3.
1857, Wundt menerima posisi sebagai dosen Universitas Heidenberg dan menjadi
asisten lab seorang psikolog yaitu Hermann Helmholtz
4.
1864, Wundt mulai mengeksplorasi tentang Neuropsikologi
5.
1874, Wundt mengeluarkan buku berjudul Principles of Psychological Psychology
yang menjelaskan tentang teori-teori psikologi eksperimental
6.
1881, Wundt membuat jurnal penelitian psikologikal pertama berjudul
Philosophical Studies.
Wundt adalah anak keempat dalam keluarga dengan
sejarah prestasi intelektual. Ayahnya adalah seorang pendeta Lutheran. Wundt
muda hanya diberikan sedikit waktu untuk bermain karena ia di dorong melalui
rezim educational yang ketat.
Biografi Edward
B. Titchener
Edward
Bradford Titchener, ia lahir pada 11 Januari 1867, Chichester, Britania Raya.
Meninggal pada 3 Agustus 1927, Ithaca, New York, Amerika. Kedua orang tuanya
bernama Alice Field Habin Titchener dan John Titchener. Riwayat pendidikan
Titchener yaitu Kolese Brasenose, Clark University, Universitas Oxford, Malvern
College, Universitas Leipzig. Ia juga mendirikan organisasi yang bernama Society
of Experimental Psychologists.
Pada tahun 1885 ia mulai belajar di Oxford. Awalnya
ia fokus pada biologi, lalu pindah studi ke psikologi komparatif. Selama di
Oxford, ia mulai membaca tulisan-tulisan Wilhelm Wundt dan kemudian
menerjemahkan volume pertama prinsip teks terkenal Wundt Psikologi Fisiologis
dari Jerman ke dalam bahasa Inggris. Titchener lulus dari Oxford pada tahun
1890 dan kemudian belajar dengan Wundt di Leipzig, Jerman, untuk mendapatkan
gelar Ph.D. Psikologi dari Universitas Leipzig pada tahun 1892.
Setelah itu Titchener menduduki posisi sebagai
profesor psikologi di Cornell University di Ithaca, New York. Di sini ia
mendirikan psikologis aliran pemikiran yang dikenal sebagai strukturalisme.
Titchener percaya bahwa dengan sistematis mendefinisikan dan mengelompokkan
unsur-unsur pikiran, peneliti bisa memahami struktur dari proses mental.
Sementara ia sering digambarkan sebagai rasul Wundt, gagasan Titchener yang
berbeda dari mentornya. Ia menggunakan metode introspeksi Wundt, tetapi di
bawah pedoman yang jauh lebih ketat. Dia hanya tertarik pada hal-hal yang ada dalam
kesadaran, sehingga hal-hal seperti naluri atau alam bawah sadar tidak menarik baginya.
REVIEW
Wundt dan
Titchener: Struktur Pikiran
Wilhelm Wundt adalah seorang
profesor biologi yang tertarik pada kesadaran dan budaya manusia. Dia akrab
dendan metode ilmiah yang digunakan ilmuan lain dan diterapkan ke fenomena
kesadaran manusia. Bagian dari pekerjaan Wundt di ambil alih dan dikembangkan
oleh muridnya, Edward Titchener. Sama seperti fisikawan yang lain ia berusaha
menemukan partikel dasar yang membentuk materi fisik, Titchener ingin
mengidentifikasi elemen dasar dari pengalaman sadar. Dia dan Wundt menggunakan
metode melihat ke dalam pengalaman diri mereka sendiri yang disebut intropeksi. Mereka berlatih
keras pada diri sendiri untuk mengamati isi pikiran mereka sendiri se-akurat
mungkin dan tidak se-emosional mungkin dalam upaya untuk mengisolasi elemen
dasar dari pikiran.
Suatu hari Wundt pergi ke sebuah kota, dan dia
memberikan kuliah umum tamu tentang sejarah psikologi. Saat itu suasana hatinya
sedang sangat dramatis dan dia memutuskan untuk memberikan kuliah dengan
berperan sebagai Edward Titchener. Wundt tiba dengan mengenakan jenggot palsu
dan jubah akademik hitam yang selalu Edward pakai, dan tanpa penjelasan sama
sekali Wundt memilih seseorang untuk menjadi demonstrasi intropeksi (sebut saja
nama orang itu adalah A). Kemudian Wundt meminta A untuk menutup mata dan Wundt
meletakna potongan apel di mulut A, lalu Wundt meminta A untuk menjelaskan
kepadanya apa yang A pikirkan dan sensasi apa yang muncul. A ragu-ragu sejenak,
kemudian tersenyum dan berkata bahwa yang ada dalam mulutnya adalah apel.
Kemudian Wundt berteriak dan mengatakan “Tidak!”,lalu Wundt kembali menjelaskan
bahwa dia meminta A untuk mmemberitahukan apa yang ia rasa, apa stimulus
tersebut, dan Wundt melarang A mengatakan apa asalah pad lidahnya saat
menggambarkan perasaan yang ada dalam pikirannya. Lalu A diam sejenak, dia
menenangkan diri dan dengan ragu dia berkata “manis?”, Wundt pun puas dan
semakin bersemangat menanyakan apa lagi yang A rasakan, A menjawabnya dengan
sedikit rileks dia mendefinisikan apel dengan benda yang sedikit asam,
teksturnya kasar, dan basah. Wundt kembali berteriak dan memuji A, yang
mengakibatkan A menyeringai. Akhirnya demonstrasi Wundt berhasil, dalam
intropeksi, seseorang menggambarkan isi unsur pikiran mereka. Manis, asam,
kasar, mereka adalah beberapa blok bangunan yang berasal dari pikiran
terstruktur.
Karena mereka tertarik pada
unsur-unsur pikiran dan bagaimana mereka terorganisir, Wundt dan Titchener
dikenal sebagai strukturalis yaitu
mereka mereka berusaha untuk menentukann struktur pikiran melalui introspeksi
yang dikendalikan.
Referensi:
Lahey, Benjamin B, Psychology an Introduction
second edition, United State
of America : Wm. C. Brown Publisher, 1986.
Passer, Michael W, dan Ronald E. Smith, Psychology
The Science of Mind and Behaviour, fourth edition, New York:Mc Graw-Hill, 2008.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wilhelm_Wundt diakses pada 01-10-2016
Disusun oleh: Agasari Puspita