playlist

Saturday, 11 November 2017

Teori Kepribadian: Tipologi berdasar Nilai Kebudayaan

Tipologi Berdasar Nilai Kebudayaan

  A.    Pengertian
Tipologi berdasar nilai kebudayaan ini memiliki dua pendapat, yaitu :
1.      Tipologi berdasar Nilai Kebudayaan menurut Riesman
Periode kebudayaan yang lama saling menyusul satu sama lain dimana pada pokoknya terdapat orang-orang yang selalu termaksud satu di antara ketiganya. Adapun tiga pendapat berkaitan menurut Rieman sebagaimana di bawah ini :
1.      Orang yang pribadinya ditentukan oleh tradisi
2.      Orang yang dipimpin rohani
3.      Orang yang mendasarkan diri pada norma yang ditentukan orang lain.
2.      Tipologi Berdasar Nilai Kebudayaan menurut Spranger
  B.     Pokok-pokok Teori Spranger
1.   Dua Macam Roh (Geist)
Spranger membedakan adanya dua macam roh (Geist) yaitu:
a.       Roh subjektif atau roh individual (subjektive geist, individualis geist) yaitu roh yang  terdapat pada manusia masing-masing (individual). Roh ini merupakan struktur yang bertujuan.
-Roh individual itu merupakan struktur, karena roh individual itu harus dapat dipahami kalau dapat ditinjau sebagai anggota dari pada struktur yang lebih tinggi, yaitu kebudayaan.
-Roh individual itu bertujuan, yaitu mencapai atau menjelmakan nilai tertentu, dan karenaitu juga hanya dapat dipahami dengan jalan memahami sistem nilai-nilai tertentu.struktur nilai yang lebih tinggi adalah roh subjektif.  
b.      Roh objektif atau roh supra-individual, atau kebudayaan (objective Geist, Ubar individualle Geist, kultur) yaitu roh seluruh umat manusia, yang dalam concreto-nya merupakan kebudayaan yang telah terjelma dalam berkembang selama berabad-abad bersama-sama manusia-manusia individual.

2.      Hubungan antara Roh Subjektif dan Roh Objektif
Roh subjektif dan roh objektif sangat berhubungan secara timbal balik. Roh subjektif atau roh individual, yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing individu, dibentuk dan dipupuk dengan acuan roh objektif.  Individu tidak dapat mengelak atau melepaskan diri dari pengaruh roh objektif, dalam roh objektif juga tidak dapat dipisahkan dari roh subjektif atau roh individual. Sebab individu-individualah yang dari abad keabad menciptakan nilai budaya itu. Nilai-nilai budaya akan lenyap jika sekiranya manusia-manusia sebagai individu tidak mendukungnya serta menghayatinya,  karena itu bagaimanapun juga dalam saling hubungan antara roh subjektif dan roh objektif  tetap primer dan, dan roh objektif tetap sekunder. Manusia menerima kebudayaan yang telah ada dan mengembangkan kebudayaan itu dengan penciptaan-penciptaan baru. Jadi manusia sebagai pendukung roh subjektif dalam hubunganya dengan kebudayaan tempat dia ada.       
3 .    Lapangan-lapangan Hidup
Kebudayaan (Kultur) oleh Spranger dipandang sebagai system nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu. Kebudayaan sebagai sistem atau struktur nilai-nilai ini oleh Spranger digolong-golongkan menjadi enam lapangan nilai (Wertegebieten). Keenam lapangan ini atau lapangan kehidupan itu masih dikelompok-kelompokkan lagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a.  Lapangan-lapangan nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai individu, yang meliputi empat lapangan nilai, yaitu:
1.      lapangan pengetahuan (ilmu, teori),
2.      lapangan ekonomi,
3.      Lapangan kesenian,
4.      Lapangan keagamaan
b. Nilai yang bersangkutan dengan manusia sebagai anggota masyarakat. Lapangan nilai ini mengangkut manusia dengan kekuatan cinta (macht der leabe) dan cinta akan kekuasaan (liabe zur macht). Kelompok ini mencakup dua nilai yaitu:
1.      Lapngan  kemasyarakatan
2.      Lapngan politik.
Jadi menurut Spranger dalam kebudayaan itu terdapat adanya enam macam lapangan nilai atau yang disebutbentuk kehidupan (Labensformen).
C. Tipologi Spranger
a.    Enam Tipe manusia
Roh subjektif pada masing masing individu terbentuk dan berkembang oleh pengaruh pengaruh dasar, pendidikan dan lingkungan dengan berpedoman pada roh objektif sebagai cita cita yang harus dicapai. Walaupun roh subjektif mengandung keenam nilai kebudayaan, tetapi sering kali hanya ada salah satu nilai saja yang dominan. Nilai yang dominan inilah yang akhirnya memberi corak pada kepribadiannya.
Spranger kemudian menggolongkan manusia menjadi enam golongan atau enam tipe. Tipe tipe manusia menurut Spranger itu secara singkat sebagai berikut:

No
Nilai kebudayaan yang dominan
Tipe
Tingkah laku dasar
1
Ilmu pengetahuan
Manusia Teori
Berpikir
2
Ekonomi
Manusia ekonomi
Bekerja
3
Kesenian
Manusia estetis
Menikmati keindahan
4
Keagamaan
Manusia Agama
Memuja/beribadah
5
Kemasyarakatan
Manusia Sosial
Berbakti/Berkorban
6
Politik/Kenegeraan
Manusia Kuasa
Ingin berkuasa memerintah

b. Pencandraan tipe-tipe
Setiap individu corak hidupnya ditentukan oleh nilai kebudayaan yang paling dominan, yaitu kebudayaan yang dipandang sebagai nilai tertinggi atau yang paling bernilai.
  1)   Manusia teori
Tipe manusia ini merupakan intelektual sejati, manusia ilmu, dan tujuan perbuatannya ingin mencapai kebenaran dan hakekat dari benda-benda. Manusia tipe ini menempatkan peranan dominan dari kognisi/berpikir sebagai dasar dalam melakukan aktivitasnya. Manusia teori adalah manusia yang mendasarkan tindakannya atas dasar nilai–nilai teoritis atau ilmu pengetahuan. Banyak motif hanya semata–mata untuk ilmu pengetahuan tersebut tanpa mempersoalkan faedah atau hasilnya. Bagi orang – orang tipe teori berlaku semboyan : La science pour la science.
Tujuan yang dikejar hanya ilmu pengetahuan yang bersifat objektif, sedangkan segi lain seperti keindahan dan moral diabaikan. Contoh dalam kehidupan sehari – hari misalnya jika ada seorang ayah yang termasuk tipe manusia teori maka dia akan menganggap bercanda dengan anak – anaknya adalah suatu perbuatan yang membuang waktu dan menghambat studinya.
Beberapa ciri manusia berdasrkan tipe ini pendiriannya yang relative objektif terhadap segala sesuatu, gandrung mempelajari ilmu pengetahuan, logis, dan selalu mencari kebenaran, memiliki pengertian yang jelas, serta membenci sebagai bentuk kekaburan, kurang memperhatiakn segi estetik, kurang menghargai materi sebagai kenyataan. Perhatian terhadap kehidupan sosial tidak besar, kurang memiliki dorongan untk berkuasa. Orang dengan tipe ini tidak mudah memancing kecemburuan sosial karena tidak mementingkan materi dalam hidup. Apabila orang dengan tipe ini menjadi ahli dalam ilmu sosial, maka padangannya lebih objektif dan tidak memihak meskipun terhadap golongan sendiri.
   2)    Manusia ekonomi
Manusia ekonomi adalah manusia yang aktifitasnya atas dasar nilai – nilai ekonomi, yaitu prinsip untung rugi. Mereka selalu kaya akan gagasan – gagasan yang praktis dan kurang memperhatikan bentuk tindakan yang dilakukannya karena perhatian utamanya tertuju pada hasil dari tindakan tersebut. Sikap jiwanya yang praktis itu memungkinkan dia dapat mencapai banyak hal dalam hidupnya.
Ciri – ciri manusia ekonomi :
1.    Melihat segala sesuatu dari manfaatnya
2.    Senang bekerja.
3.    Senang mengumpulkan harta.
4.    Agak kikir.
5.    Bangga dengan hartanya
6.    Bersikap egosentris, lebih mementingkan kepentingan diri sendiri
7.    Mengejar kekayaan untuk mencapai tujuannya
   3)    Manusia estetik
Manusia tipe ini menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain tetapi sebagai penonton. Orang dengan tipe ini menghayati dengan dua cara yaitu impresiomatik yang pasif danekspresiomatik yang aktif mewarnai kesan yang diterima dengan subjek aktivitasnya.
Manusia tipe ini mempunyai kecenderungan indvidualisme. Manusia tipe ini kurang bisa menghadapi tuntutan praktis dalam kehidupannya dan lebih mementingkan keindahan.
   4)   Manusia agama
Nilai yang paling tinggi pada manusia tipe ini adalah pencarian terhadap nilai tertinggi daripada kebendaan hidup didunia. Pandangan mereka bahwa dirinya hanyalah bagian kecil dari suatu totalitas yang lebih besar.
Pencarian keselarahan bagi kehidupan rohaniah antara pengalaman batin dengan arti hidup dan mencari kausa prima adalah dasar perilakunya.
  5)  Manusia Sosial
Hal yang menonjol pada manusia tipe ini adalah besarnya kebutuhan akan resonansi dari sesama manusia untuk hidup bersama dengan orang lain dan mengabdikan diri untuk kepentingan bersama.
Cinta terhadap sesame baik secara individu maupun secara sosial, inilah nilai tertinggi yang mendasari pandangannya.
 6)  Manusia Kuasa
Dorongan yang ada pada orang dalam tipe ini adalah mengejar kekuasaan dan berkuasa atas manusia lainnya. Orang lain bagi manusia tipe ini hanyalah sebagai objek kekuasaan.
Perwujudan dari sikap politik ini bisa berupa keinginan untuk lepas dari kekuasaan orang lain, bebas dari paksaan dan tuntutan otoritas. Seringkali bisa terjadi manipulasi keadaan demi suatu tujuan politik yang terselubung. Hal ini sering menyulitkan untuk membedakan suatu tingkah laku apakah didasari oleh nilai sosial atau nilai politik.

c. Diferensiasi Tipe-tipe
Keenam tipe diatas adakah tipe – tipe pokok (Grundtypen). Spranger tidak hanya berhenti dengan mengemukakan tipe – tipe pokok saja, tetapi dia masih mengemukakan diferensiasi tipe – tipe dan kombinasi tipe – tipe tersebut.
   a.)       Diferensiasi tipe – tipe
Pada setiap tipe masih dapat dikemukakan adanya variasi lain, yaitu berdasarkan komponen yang paling menentukan dalam tipe tersebut. Misalnya pada manusia teori masih dapat dibedakan menjadi tiga variasi, yaitu :
(a)       Manusia teori empiris
(b)      Manusia teori sebagai rasionalis
(c)       Manusia teori sebagai kritisis
b.)   Kombinasi tipe – tipe
Keenam tipe yang telah disebutkan di atas adanya hanya di dalam teori dan tidak akan kita  jumpai dalam kehidupan nyata. Karena dalam kehidupan nyata, yang biasa kita jumpai justru kombinasi dari tipe – tipe tersebut. Misalnya manusia yang memiliki kombinasi tipe teori dan tipe keagamaan atau manusia yang memiliki kombinasi tipe teori dan tipe ekonomi. Tetapi ada juga yang memiliki kombinasi lebih dari dua tipe.
D. Arti Teori Spranger
1. Teori Spranger walaupun memiliki banyak kelemahan, tetapi pada kenyataannya  memiliki pengaruh yang besar. Banyak ahli yang mengambil konsep Spranger sebgai bahan penyusun konsepsinya. Pengaruh itu tidak hanya dalam lapangan psikologi kepribadian saja, tetapi juga meluas ke lapangan psikologi lain, spertu lapangan psikologi pendidikan dan lapangan psikologi pemuda.
2.      Kelemahan – kelemahan dari teori Spranger
a. Tipologi Spranger disusun secara dedukatif. Hasil pemikiran dedukatif itu baik sekali, tetapi sebaiknya deduksi tersebut diverifikasi secara induktif dengan data empiris. Hal tersebut yang tidak dilakukan oleh Spranger.

b. Deduksi Spranger mengenai Lebensformed itu didasarkan pada kegiatan rohani (Geistakt), akan tetapi hasil konsepsinya Lebensformed ternyata bertinjauan statis. Dengan demikian Lebensformed itu sulit digunakan dalam kehidupan praktis, yang mempunyai dasar statis.


       Cervone, Daniel, dan Lawrence A.Pervin., Kepribadian: Teori dan Penelitian, edisi 10 terj.Aliya dkk., Jakarta:Salemba Humanika, 2011.
       Suryabrata, Sumadi, Teori Kepribadian., Jakarta:PT.RAJAGRAFINDO PERSADA, 2015.
       Sujanto, Agus, dkk., Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara: Jakarta, 2006.





Disusun oleh: Ropek, Hanny, Tata, Nadya, Yunan.

No comments:

Post a Comment