Niat atau maksud yang baik sudah seharusnya dilaksanakan dengan cara/langkah yang baik pula agar hasilnya benar-benar kebaikan. Terkadang, sesuatu yang baik pun belum tentu dianggap benar. Walaupun "baik" itu bisa berbeda-beda dalam persepsi manusia, it's okay.. no problem. Intinya, tetaplah berbuat ke'baik'an, insyaAllah menjadi ibadah agar mendapat berkah dan pahala. 😊
*self-reminder
TATARRIFIC
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hello everyone, you can call me Tata. I was born on March 1999. ENJOY YOUR EVERY DAY! -don't forget to include this link source (this blogspot link) when you copy-paste from my blog. THANKS- :) Semoga bermanfaat, insyaallah, BarakaAllaah, Aamiin. ^^Tata^^ Yogyakarta, Indonesia. #Love&Regards~ *suggestion: better to 'view web version' (if you open this from handphone)
playlist
Monday, 17 February 2020
Tuesday, 24 December 2019
Wednesday, 3 April 2019
SEKILAS TIPS - meredakan emosi
SEKILAS TIPS AGAR TIDAK MELUAPKAN KEKESALAN DENGAN MEMARAHI ATAUPUN BERKATA KASAR/NEGATIF PADA ORANG LAIN KARENA KESALAHAN ATAU KEKURANGAN ORANG LAIN TERSEBUT.
kenapa kok jari juga, ya karena masa2 sekarang ini, makin canggih, bisa aja pake kata-kata dari aplikasi dg mengetik pake jari kan? terus pas bicara juga biasanya jari ikutan gerak atau berekspresi juga kan, hmm.
Jadi gini, btw aku nulis ini memang pengin coba menuliskan untuk reminder/catatan diri sendiri tapi sekalian coba share berdasarkan
pengalamanku dan juga dari pengamatanku di lingkungan teman-temanku, Bahasa kerennya
sih “observasi” 😂. Di dunia perkuliahan pastinya tidak terlepas dari yang Namanya
tugas. Baik tugas individu maupun tugas kelompok. Perkuliahan jurusanku untuk
tugas2 dulu di awal semester, seingatku lebih banyak tugas individu. Namun makin
semester tua kini *wkwkwk maksudku mulai sekitar semester 4 ke atas lah, itu mulai
banyak tugas kelompok tapi juga tidak mengurangi tugas individu. Puncaknya semester
5 & 6 itu bener-bener riweuh krouded super duper padet mumet penuh buanget jadwal,
ujian, dan deadline tugas. 😪😅😞 susah buat dijelaskan saking saking pokonya,
bikin makin banyak nyebut/dzikir aja sih
haha.
Nah, untuk kali ini, aku akan bercerita tentang
tugas kelompok. Ya pastinya, Namanya juga “kelompok” tentunya gak mungkin kan
dikerjain Cuma sendirian? Walaupun emang sometimes gitu nyatanya, bukan
kerjasama tapi ngerjainnya sendirian terus yang lain pd bilang “sama” atau “udah
gitu aja”. Wkwkwk ya sebenernya sih gapapa, kalo emang udah bener2 selesai
semua detail tugas itu. Lebih parah lagi kalo dapet kelompok yang gak enak
orang-orangnya, trs kurang tatakrama, kalo kata gaulnya bikin kepengin berkata
kasar gitu. Tp akusih MENGHINDARI kata-kata kasar atau negative Cuma buat ngemaki
orang. Pokonya aku berusaha sebisa mungkin buat ngejaga prinsip dan polaku itu.
Lagipula sebenernya useless lho kalian maki orang dengan kata2 kasar/negatif,
malah yg ada nambah dosa kalian.. *ups* jangan lupa jaga maksud perkataan dari mulut dan jari aja sih
kalo masalah gituan hehehe. mulut oh mulut, mulutmu harimau mu, jari oh jari, hati-hati sebelum harimu terhenti. 😎
kenapa kok jari juga, ya karena masa2 sekarang ini, makin canggih, bisa aja pake kata-kata dari aplikasi dg mengetik pake jari kan? terus pas bicara juga biasanya jari ikutan gerak atau berekspresi juga kan, hmm.
Kalau mau lebih detail sih bakal panjang x
lebar x tinggi cerita full nya wkwkw karena emang kompleks gitu sitkonnya. Namun, pada kesempatan kali ini aku hanya ingin fokus ke judul tulisan ini. Biar sesuai
aja gitu dan gak php / bikin kalian tertipu/clickbait hehe.. tolong kalian bacanya santai yaa hehe jangan tegang karena tulisan ini ringan kok bahasannya, insyaAllah.
*btw ini sepertinya kali pertama aku nyoba
nulis kayak gini (langsung posting wkwk) karena memang kalo modal *abab atau mulut ya terasa lebih
mudah daripada harus menyusun kalimat dan mencerna kata per kata dalam bentuk
tulisan untuk menuangkannya seperti ini. Balik lagi, lagi-lagi semua ini menurut
diriku ini.
Based on my experience ya, jd di dunia perkuliahanku
sedang buanyak banget pokonya tugas kelompok dan saking banyaknya, kita gak
bisa pilih-pilih “selective” untuk bisa sekelompok dengan orang yang enak,
baik, tatakramanya oke, bisa diajak kerjasama, gak julid, gak bohong, gak
toxic, dll yg bagus2 gitu lah. Nah, kadang emang karena kelompok itu ya terdiri
dari banyak kepala manusia intinya gak mungkin semua kepala yang punya
kepribadian dan faktor fisik serta psikologisnya beda beda terus bisa punya
pemikiran atau tindakan seketika sama/sejalan semua, bener2 gak mungkin rasanya. Ketika menghadapi
masalah biasanya memang munculah emosi sebagai salah satu respon kita. Seringkali
orang2 pada lupa kalo temen sekelompoknya itu semua sesame manusia biasa bukan
dewa atau ratu. Seperti sudah menjadi kebiasaan orang2 masa kini rasanya
mungkin mudah untuk mereka berucap kata2 kasar yg punya makna negatif utk meluapkan
kekesalannya. Hal yang sangat saya sayangkan kalo kata2 itu ditujukan ke temennya
sendiri, itu menyakitkan sih menurut aku. Mohon maaf, itu mungkin dari sudut
pandangku yg emang aku tipe kepribadiannya Feeling… dan by the way nggak Cuma sekali aku
ikut tes kepribadian lho ya wkwk hasilnya selalu sama semua Cuma beda rincian
angka hasilnya aja kok hehe.☺
Next.. langsung saja >>> SEKILAS TIPS
AGAR TIDAK MELUAPKAN KEKESALAN DENGAN MEMARAHI ORANG LAIN KARENA KESALAHAN ATAU
KEKURANGAN ORANG LAIN TERSEBUT. Hal-hal yang mungkin bisa kalian lakukan (ini
semua berdasar diriku dan pengalamanku lumayan manjur kok, hehe insyaAllah semoga
bermanfaat):
1. jaga dan atur pernapasan agar tetap tenang dalam
emosi ketika menghadapi masalah atau orang yg membuat masalah. Tidak bisa
dipungkiri, orang hidup pasti menghadapi masalah, karena memang hidup tanpa
masalah itulah yg terasa tidak mungkin di dunia ini.
2. balik fokuskan pada diri sendiri, alihkan
pikiran, mencoba arahkan untuk mengingat hal baik apa yg pernah dia lakukan pada diri ini. Gak perlu
cari susah2 hal baik yg terakhir kali dia lakukan pada diri ini dan gak perlu
juga mikirin itu kapan, mau itu udah lama dulu banget atau jaman bahulak kek dia ngelakuinnya, ga
penting utk saat ini. Intinya ingat perbuatan baik dia terhadapmu, kalo baru
kenal dan gak nemu, ya minimal hal baik yg pernah dia lakukan dan diri ini pernah
melihatnya dengan mata kepala sendiri.
3. saranku kalo lagi emosi jangan berada di
tempat ramai ya, bahaya sih kataku. Mending menepi atau sendiri sejenak. Tp jangan
lakuin hal aneh/menyakiti diri sendiri, JANGAN! Tujuan dari menepi menyendiri
kali ini kan menuju ketenangan menetralkan emosi.
4. sadarkan diri bahwa setiap makhluk itu "berharga" terutama
insan manusia diciptakan sepaket punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Gak
bisa disamaratakan kemampuan itu. Self-acceptance.
5. lalu ingat kelemahan atau hal yg membuat
diri sendiri kurang bisa/kurang mampu. Biarkan airmata mengalir, jangan ditahan atau ditolak, jika memang
emosi itu menimbulkan efek yg seperti itu, karena nangis jauh lebih baik utk membantu
menetralkan emosi negatif daripada maki2 atau marah2 ke orang lain. Jika perlu
rasakan, nikmati, dan sadari emosi itu.
6. tetap pada tujuan utama yaitu ketenangan disaat
emosi menghadapi masalah/orang lain. Sertakan dzikir atau doa pada-Nya. Anggap semua
yg terjadi itu bukan cobaan tapi ujian, ujian untuk naik kelas ke tingkat yg
jauh lebih baik.
7. yakinlah bahwa sesuai dg Firman Allah SWT,
bahwa Allah SWT tidak akan membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Kuatkan mindset dan tanamkan
pada hati, aku harus bisa tenang meredam emosi negatif ini. Aku gak boleh kalah dengan
emosi negatif ini. Aku harus bangkit menuju masa depan yang cemerlang mencapai
cita2ku dan perjalananku masih Panjang. Maka dari itu, aku harus mampu menjalani
masa ini dan melewatinya dengan baik. Coba katakan boleh dalam hati atau terucap yaa : Aku akan berusaha selalu do my best, aku bisa
melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuanku, aku mampu, bismillah.. semangat, dan Allah selalu
bersamaku. :’)
8. tambahkan curhatan tapi ke Allah gapapa sih,
boleh banget, malah aku biasanya lebih plong kalo curhat dan doa itu setelah sholat
malam atau dini hari. Jangan lupa, perbanyak bersyukur yaa! Syukuri segala
nikmat atau hal yg bisa membuat happy/hal baik yg pernah dirasakan oleh diri.
9. setelah emosi mulai netral, jangan
berlama-lama larut dalam emosi negatif, cepat bergegaslah mulai beraksi untuk menyelesaikan masalah yg ada. Jika perlu
segera mencari bantuan, jgn lupa pake tatakrama baik ke orang lain. 😊 Usahakan selalu optimis atau positive thinking dan sertakan juga senyum, ikhlas, dan sabar di setiap langkah!
10. kalau emang perlu komunikasi dengan orang yg
telah berbuat salah atau karena kekurangmampuan orang tsb, pilih kata-kata yg
baik sopan dan santun. Atur nada bicara. Kalo aku sih mencoba seolah kyk kemarin aku dan dia gak ada
masalah apaapa aja gitu, kayak gak ada hal yg gak enak yg pernah terjadi. Jd sebisa
mungkin berperilaku/bersikap yg biasa aja kepada dia. Mau gak mau yg namanya hidup pasti butuh berinteraksi dengan orang lain kan apalagi kalo dalam tugas kelompok. Mungkin memang butuh waktu, tetapi
semakin awal dimulai, diri akan semakin siap terlatih, maka akan segera pulih atau terbiasa dengan baik.
11. Harus bisa memaafkan perbuatan dan perkataan orang lain, jangan lupa sertakan memaafkan diri sendiri juga, karena aku menyayangi kehidupan dan diri ini.
Oiya, tahap-tahap tersebut bisa juga disebut EFC
atau emotional focus coping lalu diakhiri/dilanjutkan dengan PFC atau Problem focus coping.
Selamat mencoba! GOOD LUCK! Semoga bisa membantu dan bermanfaat 😊 😉.
Dengan demikian tips2 tersebut mengarahkan
kalian untuk tidak menambah dosa karena marah maupun berkata kasar/negatif. Bahkan
juga terhindar dari dosa menyakiti hati orang lain hehehe. 😇
BTW, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,
kalo bahasanya masih ada typo, gak baku, kurang jelas, dan mungkin rada gak karu-karuan
hehehe.. peace and HAVE A NICE DAY! 😂 thanks everyone for reading all of this.
💓 💖💝<3 _LOVELOVELOVE_ <3💖💝💓
Disusun oleh: Agasari Puspita
Saturday, 16 February 2019
RESUME BUKU AKHLAK TASAWUF
IDENTITAS
BUKU
Judul
buku :
Akhlak Tasawuf
Penulis : Prof.
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.
Penerbit : CV.
Pustaka Setia
Tahun
terbit : 2010
Kota
terbit :
Bandung
Tebal
buku : 364
halaman
Jumlah
Bab : 16
Ukuran
Buku : 15 x 24
cm
Edisi : Revisi
BIOGRAFI
PENULIS
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. dilahirkan di Desa dan
Kec. Ciwaru Kab. Kuningan pada tanggal 15 September 1969, anak dari pasangan
keluarga K.H. Moch. Amman (Alm.) dan Sili Nafisah (Alm). Beliau menempuh
pendidikan formal di SDN Bayu Asih Ciwaru (1983), MTs NU Buntet Cirebon tahun
1986, MANU Buntet Cirebon (1989), Sunan Gunung Djati Bandung (S-l) (1993), IAIN
Syarif Hidayatullah (S-3) (2005), Jakarta. Sedangkan pendidikan non-formalnya
dijalani di Pondok Pesantren Buntet Cirebon (1983-1989).
Sejak tahun 1995 menjadi staf pengajar di Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Beliau juga aktif dengan menjadi
Anggota Dewan Tahqiq Departemen Agama Republik Indonesia, Mengajar di
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengajar di Akper Kabupaten
Sumedang, pengurus wilayah NU Jawa Barat, Direktur Lembaga Studi Ai-Quran
(LESTUTA) Bandung, Pengurus Wilayah Persatuan Tarbiyah Jawa Barat, Pengurus
ICMI Muda Jawa Barat Pengurus Wirakarya Jawa Barat. Dan pada tahun 1995, beliau
menikah dengan Enung Supartini, S.S. dan dikarunia dua anak, Hielya Amelia dan
Raghib Musoffa Kamil.
Di antara karya-karyanya adalah: Keberadaan
Israiliyyat dalam Tafsir At Thabari dan Tafsir lbnu Katsir, Meluruskan Sejarah
Islam, Studi Kritis tentang Tahkim, dan masih banyak lagi karya-karyanya yang
menarik
RESUME
BUKU
BAB
1
AKHLAK
DAN BEBERAPA TINJAUAN TERHADAPNYA
Akhlak berarti perbuatan tingkah laku manusia secara
spontan yang dibedakan menjadi 2, yaitu akhlak baik (akhlakul karimah) dan
akhlak buruk (akhlakul madzmudah). Etika yaitu teori tentang perbuatan manusia
yang dilihat dari baik buruknya. Sedangkan moral yaitu ajaran tentang baik
buruknya perbuatan manusia. Akhlak, etika dan moral mempunyai persamaan, antara
lain: ketiganya mengacu pada ajaran/perbuatan tentang tingkah laku, perbuatan
dan sifat yang baik; ketiganya merupakan prinsip untuk mengukur harkat dan
martabat manusia; dan ketiganya merupakan potensi positif yang dimiliki setiap
orang. Akhlak, etika dan moral juga memiliki perbedaan, antara lain: akhlak
tolok ukurnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah; etika tolok ukurnya adlah pikiran
dan akal; moral tolok ukurnya norma yang hidup dalam masyarakat.
Landasan akhlak yang baik yaitu Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak memiliki
posisi yang sangat penting, akhlak diposisikan sebagai salah satu rukun agama
Islam. Sedangkan manfaat mempelajari akhlak antara lain: mengetahui tujuan
utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, menjembatani kerenggangan antara akhlak dan
ibadah, serta menerapkan pengetahuan tentang akhlak dalam kehidupan.
Akhlak dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Akhlak
pribadi: yang diperintahkan (awamir), yang dilarang (nawahi), yang dibolehkan
(mubahat), dan akhlak dalam keadaan darurat.
2. Akhlak
berkeluarga: kewajiban antara orang tua dan anak, kewajiban suami istri, serta
kewajiban terhadap karib kerabat.
3. Akhlak
bermasyarakat: yang dilarang, yang diperintahkan dan kaidah-kaidah adab.
4. Akhlak
bernegara: hubungan antara pemimpin dan rakyat dan hubungan luar negeri.
5. Akhlak
beragama: kewajiban terhadap Allah SWT, dan kewajiban terhadap Rasul.
BAB
2
HUBUNGAN
ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAINYA
A. Ilmu
Akhlak dengan Sosiologi
Sosiologi mempelajari perbuatan
manusia yang juga menjadi objek kajian ilmu akhlak. Ilmu akhlak mendorong
mempelajari kehidupan masyarakat yang menjadi pokok persoalan sosiologi.
B. Ilmu
Akhlak dengan Psikologi
Psikologi menyelidiki dan
membicarakan kekuatan perasaan, paham, mengenal, ingatan, kehendak,
kemerdekaan, khayal, dan rasa kasih yang kesemuanya dibutuhkan oleh ilmu
akhlak.
C. Ilmu
Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan ilmu akhlak dan
ilmu hukum adalah perbuatan manusia. Tujuannya pun hampir sama, yaitu mengatur
perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan, dan
kebahagiaan.
D. Ilmu
Akhlak dengan Filsafat
Dapat dikatakan bahwa ilmua akhlak
merupakan cabang filsafat praktis. Akan tetapi, jumlah ilmu sedemikian banyak
sehingga ilmu akhlak pun berdiri menjadi ilmu tersendiri.
E. Ilmu
Akhlak dengan Ilmu Tasawuf (Irfan)
Berarti bahwa hati manusia harus
berfungsi bagaikan cermin yang bersih sehingga dapat menangkap hakikat dan
menyingkap tirai.
F. Ilmu
Akhlak dengan Ilmu Pendidikan (Tarbiyah)
Pendidikan akhlak merupakan benang
perekat yang merajut semua jenis pendidikan, seperti pendidikan etika,
pendidikan akal, pendidikan ilmu, das sebagainya. Semua jenis pendidikan harus
tunduk pada kaidah-kaidah agama.
G. Ilmu
Akhlak dengan akidah dan Ibadah
Islam telah menghubungkan secara erat
antara akidah dan akhlak. Dalam Islam, akhlak bertolak dari tujuan-tujuan
akidah. Akidah merupakan barometer bagi perbuatan, ucapan, dengan segala bentuk
interaksi sesama manusia. Berdasarkan keterangan Al-Qur’an dan As-Sunah, iman
kepada Allah menuntut seseorang mempunyai akhlak yang terpuji.
BAB
3
SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK
A. Sejarah
perkembangan akhlak pada Zaman Yunani
1. Tokoh
sofistik (500-450 SM)
Sebelum
kemunculan tokoh-tokoh Sofistik, akhlak kurang diperhatikan. Kemudian muncullah
mereka yaitu ahli filsafat dan menjadi guru di beberapa negeri. Walaupun
berbeda-beda pikiran dan pendapat mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu
menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani untuk menjadi nasional yang baik,
merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.
2. Socrates
(469-399 SM)
Ia
berpendapat bahwa akhlak dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia harus
didasarkan pada ilmu. Tidak ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak
atau ukuran yang digunaknan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau
buruk.
3. Cynis
dan Cyrenics
Diantara
ajarannya adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan bahwa
sebaik-baik manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan. Dengan
akhlak ketuhanan ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan
terbiasa dengan hidup sederhana.
4. Plato
Pandangan
plato mengenai akhlak didasarkan pada teori ”model” (paradigma), yaitu di balik
alam ini ada alam rohani (alam ideal) yang terdapat bermacam-macam kekuatan.
5. Aristoteles
(9394-322 SM)
Dia
membuat aliran baru dan pengikutnya dinamakan peripatetics. Dia berpendapat
bahwa tujuan terakhir manusia adalah kebahagiaan dengan cara mempergunakan
kekuatan akal sebaik-baiknya.
6. Stoics
dan Epicuris
Epicurics
mendasarkan pelajarannya pada paham kelompok Cyrenics. Filsafat Epikurus
bertujuan menjamin kebahagiaan manusia dengan menitikberatkan pada etika yang
akan memberikan ketenangan batin.
7. Agama
Nasrani
Pada
akhir abad ketiga Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama itu dapat
mengubah pemikira manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang menjelaskan baik
dan buruk yang tercantum dalam Taurat.
Menurut para filsuf yunani pendorong untuk melakukan
perbuatan baik adalah ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan menurut
agama Nasrani,pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada
Tuhan dan iman kepada-Nya.
B. Akhlak
pada abad Pertengahan
Pada abad pertengahan di kuasai oleh
gereja yang berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu.
Oleh karena itu, tidak ada artinya penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan
penelitian. Ajaran akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan adalah
ajaran akhlak yang di bangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran
Nasrani.
C. Sejarah
Akhlak pada Bangsa Arab sebelum Islam
Bangsa arab sebelum islam telah
memiliki kadar pemikiran yang minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang
berbagai macam keutamaan dan mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat
syair-syairnya belum sebanding dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh
filsuf-filsuf Yunani Kuno. Dalam syariat-syariat mereka tersebut sudah ada
muatan-muatan akhlak.
D. Sejarah
Akhlak pada Bangsa Arab setelah Islam, antara lain:
1. Ali
bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya
Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat
dalam kitab Nahj Al-Balaghoh.
2. Isma,il
bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau menulis kitab Al
mukmin wa Al-Fajir.
3. Ja’far
bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-Jannah pada abad ke-3H, dan lain-lain.
E. Barat
(Zaman Baru)
Pada akhir abad ke-15 Masehi, Eropa
mulai mengalami kebangkitan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir pada abad baru ini
diantaranya: Descartes (1596-1650), Jhon of Salisbury (1120-1180M), Bentham
(1748-1832) dan Stuart Mill (1806-1873), Thomas Hill Green (1836-1882) dan
herbert Spencer (1820-1903), Spinoza (1632-1677), Hegel (1770-1831), dan Khat
(1724-1831), Viktor Causin (1729-1867) dan August Comte (1798-1857), serta
Pasca Mill dan Spencer.
BAB
4
BAIK
BURUK
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan buruk adalah
sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang rendah, hina, menyusahkan, dan
dibenci manusia.
Ukuran baik dan buruk terdapat pada: Aliran
Naturalisme, Aliran Hedonisme, Eudamonisme, Pragmatisme, Vitalisme, Idealisme,
Eksistensialisme, Utilitarisme, Deontologi, dan Teologis.
BAB
5
AKHLAK
TERPUJI (AKHLAK MAHMUDAH)
Akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan
kepada Allah SWT. Sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban
individual setiap muslim (Al-Ghazali). Macam-macam akhlak terpuji antara lain:
1. Akhlak
terhadap Allah SWT: menauhidkan Allah SWT, berbaik sangka, tawakkal.
2. Akhlak
terhadap diri sendiri: sabar, syukur, menunaikan amanah, benar/jujur, menepati
janji, memelihara kesucian diri.
3. Akhlak
terhadap keluarga: berbakti kepada orang tua, bersikap baik terhadap saudara.
4. Akhlak
terhadap masyarakat: berbuat baik kepada tetangga, dan suka menolong orang lain.
5. Akhlak
terhadap lingkungan: memanfaatkan alam sebaik-baiknya.
BAB
6
AKHLAK
TERCELA (MADZMUMAH)
Akhlak tercela meruapakan tingkah laku yang tercela
merupakan tingakah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan
menjatuhkan maratabatnya sebagai manusia. Macam-macam akhlak tercela antara
lain: syirik, kufur, nifak dan fasik, takabur dan ujub, dengki, gibah, dan
riya’.
BAB
7
PENGERTIAN
TASAWUF DAN DASAR-DASAR QURANINYA
Pengertian Tasawuf menurut istilah adalah ilmu yang
mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akhlak tasawuf memiliki ciri umum,
diantaranya: memiliki moral, pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak,
pengetahuan intuitif langsung, timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah
SWT, dan penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung
pengertian harfiah dan tersirat. Tasawuf memiliki landasan, yaitu berlandaskan
Al-Qur’an dan Hadist.
BAB
8
SEJARAH
PERKEMBANGAN TASAWUF DARI MASA KE MASA
Untuk melihat sejarah tasawuf, perlu dilihat
perkembangan peradaban Aslam sejak zaman Rasulullah SAW. Sebab, pada hakikatnya
kehidupan rohani itu telah ada pada dirinya sebagai panutan umat. Kesederhanaan
hidup dan upaya menghindari bentuk-bentuk kemewahan sudah tumbuh sejak Islam
datang, masa Rasulullah SAW. dan para sahabatnya hidup dalam suasana
kesederhanaan.
Dalam sejarah perkembangannya, tasawuf dapat dibedakan
ke dalam beberapa periode, dan setiap periode mempunyai karakteristik dan
tokohnya masing-masing. Periode tersebut adalah: Abad pertama dan kedua
Hijriyah, yaitu periode sahabat dan tabi’in; abad ketiga dan keempat hijriyah,
yaitu periode tabi tabi’in; abad keenam, ketujuh, dan kedelapan Hijriyah; dan
abad kesembilan, keseepuluh Hijriyah, dan sesudahnya.
BAB
9
KERANGKA
BERFIKIR ‘IRFANI: DASAR-DASAR FALSAFI AHWAL DAN MAQAMAT
Dalam perjalanan menuju Allah SWT., kaum sufi harus
menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal
(keadaan). Maqam-maqam yang dijalani kaum sufi antara lain: tobat, zuhud, faqr,
sabar, syukur, rida dan tawakal. Hal-hal yang dijumpai dalam perjalanan kaum
sufi, anatara lain adalah waspada dan mawas diri, kehampiran/kedekatan (qarb),
cinta (hubb), takut (khauf), harap (raja’), rindu (syauq), intim (uns),
tenteram, penyaksian (musyahadah) dan yakin.
BAB
10
HUBUNGAN
TASAWUF DENGAN ILMU KALAM, FILSAFAT, FIQH, DAN ILMU JIWA
Sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman, tasawuf tidak
dapat lepas dari keterkaitannya dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti
ilmu kalam, fiqh, filsafat, ilmu jiwa, dan bidang-bidang lainnya. Kaitannya
dengan ilmu fiqh, tasawuf merupakan penyempurna fiqh, karena tasawuf memberikan
corak batin terhadap ilmu fiqh. Seperti tidak seperti tidak sempurnanya shalat
tanpa rasa khusyuk dan tidak sempurna ibadah tanpa niat yang ikhlas. Bahkan
imam Malik pernah berkata: “Barangsiapa mendalami fiqh, tetapi belum
bertasawuf, berarti ia fasiq. Barangsiapa bertasawuf, tetapi belum mendalami
fiqh, berarti ia zindiq. Dan barangsiapa yang melakukan keduanya, berarti ia
tahaqquq (melakukan kebenaran).
Tasawuf juga berkaitan erat dengan ilmu filsafat.
Misalnya kajian tasawuf tentang jiwa. Secara jujur, harus diakui bahwa
terminologi jiwa dan roh banyak dikaji dalam pemikiran-pemikiran filsafat. Sederetan
intelektual muslim ternama juga mengkaji tentang jiwa dan roh, di antaranya
adalah Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Ghazali.
BAB
11
TASAWUF
AKHLAKI
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara tasawuf
dengan ilmu akhlak. Tasawuf akhlaki dapat terealisasikan secara utuh jika
pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah dibuktikan dalam kehidupan sosial.
Tokoh sufi yang termasuk tasawuf akhlaki adalah Hasan al-Basri (w. 110 H),
al-Muhasibi (w. 241 H), al-Qusyairi (w. 405 H), dan al-Ghazali (w. 505 H).
BAB
12
TASAWUF
IRFANI
Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan
dalam hubungan manusia, tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita
lakukan tidak pernah kita lakukan, ini tingkatan ikhlas yang paling tinggi.
Tokohnya antara lain: Rabi’ah Al-Adawiah, Dzu An-Nun Al-Misri, Abu Yazid
Al-Bustami, dan Abu Manshur Al-Hallaj.
BAB
13
TASAWUF
FALSAFI
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajaranya
menggunakan terminologis filosofis dalam pengungkapanya. Tokohnya antara lain:
Ibnu Arabi, Al-Jili, dan Ibnu Sab’in.
BAB
14
TAREKAT
Tarekat yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang
sufi dalam tujuannya berada sedekat mungkin dengan Allah SWT. Pada awal
kemunculannya, tarekat berkembang dari dua daerah, yaitu Iran dan Irak. Pada
periode ini muncullah beberapa tarekat, diantaranya: Tarekat Yasaviyah yang
didirikan oleh Ahmad Al-Yasavi (562 H/1169 M); Tarekat Naqsabandiyah, yang
didirikan oleh M. Bahuddin An-Naqsabandi Al-Awisi Al-Bukhari (1389 M) di
Turkistan; Tarekat Khalwatiyahyang didirikan oleh Umar Al-Khawalti (1397 M);
Tarekat Safawiyah yang didirikan oleh Safiyudin Al-Ardabili (1334 M) dan
tarekat Bairamiyah yang didirikan oleh Hijji Bairan (1430 M).
BAB
15
STUDI
KRITIS TERHADAP ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
Di antara sekte-sekte tasawuf yang dianggap sesat oleh
penentangnya adalah: Pertama, sekte Al-Isyraqi, yang didominasi oleh ajaran
filsafat bersama sifat zuhud. Al-Israqi (penyinaran) adalah penyinaran jiwa
yang memancarkan cahaya dalam hati sebagai hasil dari pembinaan jiwa dan
penggemblengan roh disertai dengan penyiksaan badan untuk membersihkan dan
menyucikan roh. Kedua, sekte Al-Hulul, yang berkeyakinan bahwa Allah ‘azza wa
jalla bisa bertempat atau menitis dalam diri manusia –Mahasuci Allah ‘azza wa
jalla dari sifat itu-, Ketiga, sekte Wihdatul Wujud, yaitu keyakinan bahwa
semua yang ada pada hakikatnya adalah satu dan segala sesuatu yang terlihat di
alam semesta ini tidak lain merupakan perwujudan atau penampakan Dzat Ilahi
(Allah ‘azza wa jalla).
BAB
16
TASAWUF
DI INDONESIA
Dari sekian banyak naskah lama yang berasal dari
Sumatra, baik yang ditulis dalam bahasa Arab maupun Melayu, berorientasi
sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur yang cukup
dominan dalam masyarakat pada masa itu. Kenyataan lainnya, kita dapat melihat
pengaruh yang sangat besar dari para sufi dalam memengaruhi kepemimpinan raja,
baik yang ada di tanah Aceh maupun yang ada di tanah Jawa. Tokoh sufi yang
mempengaruhi perkembangan tasawuf di Indonesia, di antaranya Hamzah al-Fansuri,
Nurudin al-Raniri, Syekh Abdul Rauf al-Sinkili, dan Syekh Yusuf al-Makasari.
Disusun oleh: Tata Puspita
Tuesday, 22 January 2019
SINOPSIS FILM YASMINE DAN ANALISIS MENGGUNAKAN TEORI PSIKOLOGI
SINOPSIS
FILM - TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN MENTAL
Judul
Film : Yasmine
Produksi : Origin Films
Sutradara : Siti Kamaluddin
Para Pemain : Liyana Yus (sebagai Yasmine Fatia), Reza Rahadian (sebagai
Fahri, ayah Yasmine), Dwi Sasono (sebagai Cik Gu Tong Fu), Agus Kuncoro
(sebagai Jamal), Roy Sungkono (sebagai Ali), Nadiah Wahid (sebagai Nadia).
Yasmine adalah seorang siswi SMA yang hidup berdua
dengan ayahnya, Fahri, yang tetap menduda sepeninggal istrinya. Sayangnya,
karena Fahri hanya pegawai negeri perpustakaan, ia tidak mampu membiayai
putrinya masuk sekolah internasional favorit karena terlalu mahal. Yasmine pun
kecewa karena tidak bisa satu sekolah dengan teman-teman lamanya. Yasmine
memutuskan untuk mengubah kekecewaannya dengan berusaha menyesuaikan diri dan
bergabung di klub silat sekolahnya bersama dua sahabat barunya, Ali dan Nadia.
Di bawah bimbingan pelatih silat Cik Gu Tong Fu (yang hanya berkipas
malas-malasan, Yasmine dan kedua temannya berlatih dengan giat untuk kejuaraan
silat tingkat nasional).
Bagi Yasmine mengikuti silat awalnya didorong motivasi
pribadi. Adi, pria pujaan sewaktu kecil
adalah sang juara silat internasional di London. Sayangnya sahabatnya sewaktu kecil
itu sudah menjadi kekasih Dewi Isyana, yang juga juara silat dari Sekolah
Tinggi Internasional. Sejak awal keduanya sudah digambarkan selalu berselisih
satu sama lain. Misalnya pada scene di loker sekolah ketika Yasmine rindu
bertemu teman lamanya di sekolah favorit tersebut. Dewi dengan ketus berkata:
“Kita jumpa di gelanggang”. Yasmine berambisi mengikuti kompetisi kejuaraan
silat remaja tingkat nasional dengan mengajak dua sahabat barunya mencari
tambahan ilmu dari luar sekolah.
Selama mengikuti klub silat dan latihan, Yasmine tidak
diketahui oleh Ayahnya. Padahal Fahri sangat menentang Yasmine untuk menikuti
klub silat, bahkan memaksanya belajar mengaji pada bu Nurma setiap hari. Namun,
dengan cerdas Yasmine berhasil membujuk guru mengajinya dan mendapatkan ilmu
baru dari pendekar Jamal yang telah lumpuh kakinya. Cerita
terus bergulir, Yasmine digambarkan sebagai cewek berkarakter gigih mencari
guru yang mau mengajarkannya jurus yang lebih mumpuni untuk bisa menghadapi
Dewi, di final. Yasmine pun tak segan berlatih jurus maut pada Datuk Hitam yang
dikucilkan kalangan pendekar. Justru itulah jurus terlarang yang dulu digunakan
Fahri, ayah Yasmine pada sahabatnya sendiri. Dari sini akhirnya Yasmine tahu
mengapa ayahnya mempunyai trauma terhadap silat setelah dia memukul “knock out”
lawannya di semifinal. Selain itu
Yasmine berubah jadi arogan dan berselisih dengan Ali dan Nadia.
Seiring berjalannya waktu, Yasmine sadar kemudian ia
dan Ayahnya berbaikan dan saling meminta maaf. Yasmine pun meminta maaf pada
dua sahabatnya, akhirnya mereka bertiga bisa rukun kembali. Dan final pun
dimulai. Akhirnya, Yasmine dan Dewi pun bertarung di arena silat. Terjadi
pertarungan yang sengit antara keduanya. Mereka jatuh bangun dan saling beradu.
Di tengah pertandingan, Yasmine mencoba menggunakan jurus “knock out” yang
diterimanya dari Datuk Hitam, Cik Gu Tong Fu menatap Yasmine dari kejauhan dan
merasa was-was dengan perilaku Yasmine tersebut. Namun ternyata Yasmine tidak
menggunakan jurus tersebut dan langsung mendorong lawannya hingga tak dapat
bangkit kembali. Akhirnya dinobatkanlah Yasmine sebagai pemenangnya.
ANALISIS
FILM YASMINE
- Pola
Asuh
Ayah Yasmine mengasuh Yasmine dengan
pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator
dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa banyak alasan
(Edwards, 2006). Terlihat dalam adegan film tersebut ketika Ayah Yasmine tidak
mengizinkan Yasmine untuk mengikuti klub silat disekolahnya tanpa memberikan
penjelasan kepada Yasmine mengapa ia tidak mengizinkannya. Hal tersebut
menyebabkan Yasmine sering melanggar peraturan seperti sering pulang larut
malam tanpa mengabarkan Ayahnya. Yasmine juga menjadi seseorang yang agak
pemarah dan cepat tersinggung.
- Teori
Behavioristik
Teori ini yaitu bagaimana seseorang
belajar dari pengalaman. Dalam adegan film tersebut, Ayah Yasmine tidak
mengizinkan Yasmine untuk mengikuti club silat karena Ayah Yasmine sebelumnya
pernah juga menjadi bagian dari club silat. Namun ketika pertandingan silat,
Ayah Yasmine menggunakan jurus “knock out” atau jurus mematikan untuk
melumpuhkan lawannya. Ia tidak ingin Yasmine mengikuti silat untuk menyakiti
orang lain. Sayangnya ketika Ayah Yasmine melarang Yasmine untuk tidak mengikuti
club silat, ia tidak menjelaskan apa alasannya.
Teori ini yaitu bagaimana orang
bersikap dan menyesuaikan diri dipengaruhi oleh lingkungannya. Seperti pada
cerita di film ketika Yasmine mulai berubah menjadi sombong dan pemarah namun
karena lingkungannya dalam artian yaitu teman-temannya yang menyadarkan Yasmine
hingga akhirnya ia tidak arogan ataupun pemarah lagi.
- Teori
Humanistik
Dikemukakan oleh Maslow (1908-1970)
bahwa masing-masing kita memiliki kekuatan bawaan kearah aktualisasi diri
hingga mencapai potensi setiap individu. Ketika kepribadian seseorang
berkembang di dalam lingkungan yang mendukung, maka sifat positif seseorang
tersebut akan muncul. Contohnya dalam adegan film ketika Yasmine berusaha untuk
mendapatkan jurus silat yang lebih baik, karena di club sekolahnya, guru
silatnya tidak dapat mempraktikkan jurus-jurus silat kepada Yasmine dan
teman-temannya. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari sendiri guru silat
dengan mendatangi berbagai padepokan serta mereka belajar secara otodidak.
Mereka berlatih keras untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen silat
nasional.
- Relasi
Remaja dengan Teman Sebaya
Laursen (2005) mengatakan bahwa teman
sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada
masa-masa remaja. Pernyataan Laursen dapat dipahami karena pada kenyataannya
remaja dalam masyarakat modern seperti sekarang ini menghabiskan sebagian besar
waktunya bersama dengan teman sebayanya (Steinberg, 1993). Terlihat dalam
adegan film tersebut, Yasmine banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Ali
dan Nadia. Dari pagi hari di sekolah hingga malam hari mereka latihan silat
bersama.
- Teori
Psikoanalitik
Dalam hal superego dari teori
psikoanalitik yang dikembangkan oleh Freud. Superego yaitu perwujudan internal
dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana yang
diterangkan orangtua kepada anaknya. Superego bertugas untuk mengontrol
insting-insting. Contohnya dalam adegan dalam tersebut ketika Yasmine berada
pada pertandingan final silat dan hendak melakukan pukulan mematikan kepada
lawannya atas dasar prinsip ego dalam dirinya. Namun, superegonya
mengingatkannya pada larangan Fahri, ayahnya dan gurunya yaitu Cik Gu Jamal
agar tidak menggunakan jurus tersebut untuk melumpuhkan lawan karena dapat
mengakibatkan hal yang fatal. Akhirnya Yasmine menyesuaikan diri dengan mengurungkan
niatnya untuk menuruti egonya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, “Pola Asuh Otoriter”, November
2012, http://www.psychologymania.com/2012/11/pola-asuh-otoriter.html?m=1
diakses paa=da 2 April 2017
Lahey, Benjamin B, Psychology an Introduction, second
edition, United State of America: Wm. C. Brown Publisher, 1986.
Mcdens13, “Pengertian Teman Sebaya”,
26 Maret 2013, https://mcdens13.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-teman-sebaya/
diakses pada 2 April 2017.
Papalia, Diane E., dkk, Human Development, terj. A. K. Anwar,
Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2008.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner,
Teori-Teori Psikodinamik (Klinis), edt. A. Supratiknya, Yogyakarta:
PENERBIT KANISIUS, 1993.
Disusun oleh: Ria, Tata Puspita, Homi, Bella.
Subscribe to:
Posts (Atom)