playlist

Monday, 17 February 2020

semangat baik!

Niat atau maksud yang baik sudah seharusnya dilaksanakan dengan cara/langkah yang baik pula agar hasilnya benar-benar kebaikan. Terkadang, sesuatu yang baik pun belum tentu dianggap benar. Walaupun "baik" itu bisa berbeda-beda dalam persepsi manusia, it's okay.. no problem. Intinya, tetaplah berbuat ke'baik'an, insyaAllah menjadi ibadah agar mendapat berkah dan pahala. 😊
*self-reminder

Wednesday, 3 April 2019

SEKILAS TIPS - meredakan emosi

SEKILAS TIPS AGAR TIDAK MELUAPKAN KEKESALAN DENGAN MEMARAHI ATAUPUN BERKATA KASAR/NEGATIF PADA ORANG LAIN KARENA KESALAHAN ATAU KEKURANGAN ORANG LAIN TERSEBUT.


            Jadi gini, btw aku nulis ini memang pengin coba menuliskan untuk reminder/catatan diri sendiri tapi sekalian coba share berdasarkan pengalamanku dan juga dari pengamatanku di lingkungan teman-temanku, Bahasa kerennya sih “observasi” 😂. Di dunia perkuliahan pastinya tidak terlepas dari yang Namanya tugas. Baik tugas individu maupun tugas kelompok. Perkuliahan jurusanku untuk tugas2 dulu di awal semester, seingatku lebih banyak tugas individu. Namun makin semester tua kini *wkwkwk maksudku mulai sekitar semester 4 ke atas lah, itu mulai banyak tugas kelompok tapi juga tidak mengurangi tugas individu. Puncaknya semester 5 & 6 itu bener-bener riweuh krouded super duper padet mumet penuh buanget jadwal, ujian, dan deadline tugas. 😪😅😞 susah buat dijelaskan saking saking pokonya, bikin  makin banyak nyebut/dzikir aja sih haha.

            Nah, untuk kali ini, aku akan bercerita tentang tugas kelompok. Ya pastinya, Namanya juga “kelompok” tentunya gak mungkin kan dikerjain Cuma sendirian? Walaupun emang sometimes gitu nyatanya, bukan kerjasama tapi ngerjainnya sendirian terus yang lain pd bilang “sama” atau “udah gitu aja”. Wkwkwk ya sebenernya sih gapapa, kalo emang udah bener2 selesai semua detail tugas itu. Lebih parah lagi kalo dapet kelompok yang gak enak orang-orangnya, trs kurang tatakrama, kalo kata gaulnya bikin kepengin berkata kasar gitu. Tp akusih MENGHINDARI kata-kata kasar atau negative Cuma buat ngemaki orang. Pokonya aku berusaha sebisa mungkin buat ngejaga prinsip dan polaku itu. Lagipula sebenernya useless lho kalian maki orang dengan kata2 kasar/negatif, malah yg ada nambah dosa kalian.. *ups* jangan lupa jaga maksud perkataan dari mulut dan jari aja sih kalo masalah gituan hehehe. mulut oh mulut, mulutmu harimau mu, jari oh jari, hati-hati sebelum harimu terhenti. 😎

kenapa kok jari juga, ya karena masa2 sekarang ini, makin canggih, bisa aja pake kata-kata dari aplikasi dg mengetik pake jari kan? terus pas bicara juga biasanya jari ikutan gerak atau berekspresi juga kan, hmm.

           Kalau mau lebih detail sih bakal panjang x lebar x tinggi cerita full nya wkwkw karena emang kompleks gitu sitkonnya. Namun, pada kesempatan kali ini aku hanya ingin fokus ke judul tulisan ini. Biar sesuai aja gitu dan gak php / bikin kalian tertipu/clickbait hehe.. tolong kalian bacanya santai yaa hehe jangan tegang karena tulisan ini ringan kok bahasannya, insyaAllah.
*btw ini sepertinya kali pertama aku nyoba nulis kayak gini (langsung posting wkwk) karena memang kalo modal *abab atau mulut ya terasa lebih mudah daripada harus menyusun kalimat dan mencerna kata per kata dalam bentuk tulisan untuk menuangkannya seperti ini. Balik lagi, lagi-lagi semua ini menurut diriku ini.

           Based on my experience ya, jd di dunia perkuliahanku sedang buanyak banget pokonya tugas kelompok dan saking banyaknya, kita gak bisa pilih-pilih “selective” untuk bisa sekelompok dengan orang yang enak, baik, tatakramanya oke, bisa diajak kerjasama, gak julid, gak bohong, gak toxic, dll yg bagus2 gitu lah. Nah, kadang emang karena kelompok itu ya terdiri dari banyak kepala manusia intinya gak mungkin semua kepala yang punya kepribadian dan faktor fisik serta psikologisnya beda beda terus bisa punya pemikiran atau tindakan seketika sama/sejalan  semua, bener2 gak mungkin rasanya. Ketika menghadapi masalah biasanya memang munculah emosi sebagai salah satu respon kita. Seringkali orang2 pada lupa kalo temen sekelompoknya itu semua sesame manusia biasa bukan dewa atau ratu. Seperti sudah menjadi kebiasaan orang2 masa kini rasanya mungkin mudah untuk mereka berucap kata2 kasar yg punya makna negatif utk meluapkan kekesalannya. Hal yang sangat saya sayangkan kalo kata2 itu ditujukan ke temennya sendiri, itu menyakitkan sih menurut aku. Mohon maaf, itu mungkin dari sudut pandangku yg emang aku tipe kepribadiannya Feeling… dan by the way nggak Cuma sekali aku ikut tes kepribadian lho ya wkwk hasilnya selalu sama semua Cuma beda rincian angka hasilnya aja kok hehe.☺

Next.. langsung saja >>> SEKILAS TIPS AGAR TIDAK MELUAPKAN KEKESALAN DENGAN MEMARAHI ORANG LAIN KARENA KESALAHAN ATAU KEKURANGAN ORANG LAIN TERSEBUT. Hal-hal yang mungkin bisa kalian lakukan (ini semua berdasar diriku dan pengalamanku lumayan manjur kok, hehe insyaAllah semoga bermanfaat):

1. jaga dan atur pernapasan agar tetap tenang dalam emosi ketika menghadapi masalah atau orang yg membuat masalah. Tidak bisa dipungkiri, orang hidup pasti menghadapi masalah, karena memang hidup tanpa masalah itulah yg terasa tidak mungkin di dunia ini.

2. balik fokuskan pada diri sendiri, alihkan pikiran, mencoba arahkan untuk mengingat hal baik apa yg pernah dia lakukan pada diri ini. Gak perlu cari susah2 hal baik yg terakhir kali dia lakukan pada diri ini dan gak perlu juga mikirin itu kapan, mau itu udah lama dulu banget  atau jaman bahulak kek dia ngelakuinnya, ga penting utk saat ini. Intinya ingat perbuatan baik dia terhadapmu, kalo baru kenal dan gak nemu, ya minimal hal baik yg pernah dia lakukan dan diri ini pernah melihatnya dengan mata kepala sendiri.

3. saranku kalo lagi emosi jangan berada di tempat ramai ya, bahaya sih kataku. Mending menepi atau sendiri sejenak. Tp jangan lakuin hal aneh/menyakiti diri sendiri, JANGAN! Tujuan dari menepi menyendiri kali ini kan menuju ketenangan menetralkan emosi.

4. sadarkan diri bahwa setiap makhluk itu "berharga" terutama insan manusia diciptakan sepaket punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Gak bisa disamaratakan kemampuan itu. Self-acceptance.

5. lalu ingat kelemahan atau hal yg membuat diri sendiri kurang bisa/kurang mampu. Biarkan airmata mengalir, jangan ditahan atau ditolak, jika memang emosi itu menimbulkan efek yg seperti itu, karena nangis jauh lebih baik utk membantu menetralkan emosi negatif daripada maki2 atau marah2 ke orang lain. Jika perlu rasakan, nikmati, dan sadari emosi itu.

6. tetap pada tujuan utama yaitu ketenangan disaat emosi menghadapi masalah/orang lain. Sertakan dzikir atau doa pada-Nya. Anggap semua yg terjadi itu bukan cobaan tapi ujian, ujian untuk naik kelas ke tingkat yg jauh lebih baik.

7. yakinlah bahwa sesuai dg Firman Allah SWT, bahwa Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Kuatkan mindset dan tanamkan pada hati, aku harus bisa tenang meredam emosi negatif ini. Aku gak boleh kalah dengan emosi negatif ini. Aku harus bangkit menuju masa depan yang cemerlang mencapai cita2ku dan perjalananku masih Panjang. Maka dari itu, aku harus mampu menjalani masa ini dan melewatinya dengan baik. Coba katakan boleh dalam hati atau terucap yaa : Aku akan berusaha selalu do my best, aku bisa melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuanku, aku mampu, bismillah.. semangat, dan Allah selalu bersamaku. :’)

8. tambahkan curhatan tapi ke Allah gapapa sih, boleh banget, malah aku biasanya lebih plong kalo curhat dan doa itu setelah sholat malam atau dini hari. Jangan lupa, perbanyak bersyukur yaa! Syukuri segala nikmat atau hal yg bisa membuat happy/hal baik yg pernah dirasakan oleh diri.

9. setelah emosi mulai netral, jangan berlama-lama larut dalam emosi negatif, cepat bergegaslah mulai beraksi untuk menyelesaikan masalah yg ada. Jika perlu segera mencari bantuan, jgn lupa pake  tatakrama baik ke orang lain. 😊 Usahakan selalu optimis atau positive thinking dan sertakan juga senyum, ikhlas, dan sabar di setiap langkah!

10. kalau emang perlu komunikasi dengan orang yg telah berbuat salah atau karena kekurangmampuan orang tsb, pilih kata-kata yg baik sopan dan santun. Atur nada bicara. Kalo aku sih mencoba seolah kyk kemarin aku dan dia gak ada masalah apaapa aja gitu, kayak gak ada hal yg gak enak yg pernah terjadi. Jd sebisa mungkin berperilaku/bersikap yg biasa aja kepada dia. Mau gak mau yg namanya hidup pasti butuh berinteraksi dengan orang lain kan apalagi kalo dalam tugas kelompok. Mungkin  memang butuh waktu, tetapi semakin awal dimulai, diri akan semakin siap terlatih, maka akan segera pulih atau terbiasa dengan baik.

11. Harus bisa memaafkan perbuatan dan perkataan orang lain, jangan lupa sertakan memaafkan diri sendiri juga, karena aku menyayangi kehidupan dan diri ini.

Oiya, tahap-tahap tersebut bisa juga disebut EFC atau emotional focus coping lalu diakhiri/dilanjutkan dengan PFC atau Problem focus coping. Selamat mencoba! GOOD LUCK! Semoga bisa membantu dan bermanfaat 😊 😉

Dengan demikian tips2 tersebut mengarahkan kalian untuk tidak menambah dosa karena marah maupun berkata kasar/negatif. Bahkan juga terhindar dari dosa menyakiti hati orang lain hehehe. 😇

BTW, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, kalo bahasanya masih ada typo, gak baku, kurang jelas, dan mungkin rada gak karu-karuan hehehe.. peace and HAVE A NICE DAY! 😂 thanks everyone for reading all of this.
💓 💖💝<3 _LOVELOVELOVE_ <3💖💝💓


Disusun oleh: Agasari Puspita


Saturday, 16 February 2019

RESUME BUKU AKHLAK TASAWUF



IDENTITAS BUKU
Judul buku                              : Akhlak Tasawuf
Penulis                                     : Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.
Penerbit                                   : CV. Pustaka Setia
Tahun terbit                             : 2010
Kota terbit                               : Bandung
Tebal buku                              : 364 halaman
Jumlah Bab                             : 16
Ukuran Buku                          : 15 x 24 cm
Edisi                                        : Revisi








BIOGRAFI PENULIS
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. dilahirkan di Desa dan Kec. Ciwaru Kab. Kuningan pada tanggal 15 September 1969, anak dari pasangan keluarga K.H. Moch. Amman (Alm.) dan Sili Nafisah (Alm). Beliau menempuh pendidikan formal di SDN Bayu Asih Ciwaru (1983), MTs NU Buntet Cirebon tahun 1986, MANU Buntet Cirebon (1989), Sunan Gunung Djati Bandung (S-l) (1993), IAIN Syarif Hidayatullah (S-3) (2005), Jakarta. Sedangkan pendidikan non-formalnya dijalani di Pondok Pesantren Buntet Cirebon (1983-1989).
Sejak tahun 1995 menjadi staf pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Beliau juga aktif dengan menjadi Anggota Dewan Tahqiq Departemen Agama Republik Indonesia, Mengajar di Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengajar di Akper Kabupaten Sumedang, pengurus wilayah NU Jawa Barat, Direktur Lembaga Studi Ai-Quran (LESTUTA) Bandung, Pengurus Wilayah Persatuan Tarbiyah Jawa Barat, Pengurus ICMI Muda Jawa Barat Pengurus Wirakarya Jawa Barat. Dan pada tahun 1995, beliau menikah dengan Enung Supartini, S.S. dan dikarunia dua anak, Hielya Amelia dan Raghib Musoffa Kamil.
Di antara karya-karyanya adalah: Keberadaan Israiliyyat dalam Tafsir At Thabari dan Tafsir lbnu Katsir, Meluruskan Sejarah Islam, Studi Kritis tentang Tahkim, dan masih banyak lagi karya-karyanya yang menarik


RESUME BUKU

BAB 1
AKHLAK DAN BEBERAPA TINJAUAN TERHADAPNYA
Akhlak berarti perbuatan tingkah laku manusia secara spontan yang dibedakan menjadi 2, yaitu akhlak baik (akhlakul karimah) dan akhlak buruk (akhlakul madzmudah). Etika yaitu teori tentang perbuatan manusia yang dilihat dari baik buruknya. Sedangkan moral yaitu ajaran tentang baik buruknya perbuatan manusia. Akhlak, etika dan moral mempunyai persamaan, antara lain: ketiganya mengacu pada ajaran/perbuatan tentang tingkah laku, perbuatan dan sifat yang baik; ketiganya merupakan prinsip untuk mengukur harkat dan martabat manusia; dan ketiganya merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Akhlak, etika dan moral juga memiliki perbedaan, antara lain: akhlak tolok ukurnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah; etika tolok ukurnya adlah pikiran dan akal; moral tolok ukurnya norma yang hidup dalam masyarakat.
Landasan akhlak yang baik yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, akhlak diposisikan sebagai salah satu rukun agama Islam. Sedangkan manfaat mempelajari akhlak antara lain: mengetahui tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW, menjembatani kerenggangan antara akhlak dan ibadah, serta menerapkan pengetahuan tentang akhlak dalam kehidupan.

Akhlak dibagi menjadi 5, yaitu:
1.     Akhlak pribadi: yang diperintahkan (awamir), yang dilarang (nawahi), yang dibolehkan (mubahat), dan akhlak dalam keadaan darurat.
2.     Akhlak berkeluarga: kewajiban antara orang tua dan anak, kewajiban suami istri, serta kewajiban terhadap karib kerabat.
3.     Akhlak bermasyarakat: yang dilarang, yang diperintahkan dan kaidah-kaidah adab.
4.     Akhlak bernegara: hubungan antara pemimpin dan rakyat dan hubungan luar negeri.
5.     Akhlak beragama: kewajiban terhadap Allah SWT, dan kewajiban terhadap Rasul.



BAB 2
HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAINYA
A.    Ilmu Akhlak dengan Sosiologi
Sosiologi mempelajari perbuatan manusia yang juga menjadi objek kajian ilmu akhlak. Ilmu akhlak mendorong mempelajari kehidupan masyarakat yang menjadi pokok persoalan sosiologi.
B.    Ilmu Akhlak dengan Psikologi
Psikologi menyelidiki dan membicarakan kekuatan perasaan, paham, mengenal, ingatan, kehendak, kemerdekaan, khayal, dan rasa kasih yang kesemuanya dibutuhkan oleh ilmu akhlak.
C.    Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum
Pokok pembicaraan ilmu akhlak dan ilmu hukum adalah perbuatan manusia. Tujuannya pun hampir sama, yaitu mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan, dan kebahagiaan.
D.    Ilmu Akhlak dengan Filsafat
Dapat dikatakan bahwa ilmua akhlak merupakan cabang filsafat praktis. Akan tetapi, jumlah ilmu sedemikian banyak sehingga ilmu akhlak pun berdiri menjadi ilmu tersendiri.
E.    Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf (Irfan)
Berarti bahwa hati manusia harus berfungsi bagaikan cermin yang bersih sehingga dapat menangkap hakikat dan menyingkap tirai.
F.     Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan (Tarbiyah)
Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang merajut semua jenis pendidikan, seperti pendidikan etika, pendidikan akal, pendidikan ilmu, das sebagainya. Semua jenis pendidikan harus tunduk pada kaidah-kaidah agama.

G.    Ilmu Akhlak dengan akidah dan Ibadah
Islam telah menghubungkan secara erat antara akidah dan akhlak. Dalam Islam, akhlak bertolak dari tujuan-tujuan akidah. Akidah merupakan barometer bagi perbuatan, ucapan, dengan segala bentuk interaksi sesama manusia. Berdasarkan keterangan Al-Qur’an dan As-Sunah, iman kepada Allah menuntut seseorang mempunyai akhlak yang terpuji.

BAB 3
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK
A.    Sejarah perkembangan akhlak pada Zaman Yunani
1.     Tokoh sofistik (500-450 SM)
Sebelum kemunculan tokoh-tokoh Sofistik, akhlak kurang diperhatikan. Kemudian muncullah mereka yaitu ahli filsafat dan menjadi guru di beberapa negeri. Walaupun berbeda-beda pikiran dan pendapat mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani untuk menjadi nasional yang baik, merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.
2.     Socrates (469-399 SM)
Ia berpendapat bahwa akhlak dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia harus didasarkan pada ilmu. Tidak ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunaknan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk.
3.     Cynis dan Cyrenics
Diantara ajarannya adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan. Dengan akhlak ketuhanan ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan terbiasa dengan hidup sederhana.


4.     Plato
Pandangan plato mengenai akhlak didasarkan pada teori ”model” (paradigma), yaitu di balik alam ini ada alam rohani (alam ideal) yang terdapat bermacam-macam kekuatan.
5.     Aristoteles (9394-322 SM)
Dia membuat aliran baru dan pengikutnya dinamakan peripatetics. Dia berpendapat bahwa tujuan terakhir manusia adalah kebahagiaan dengan cara mempergunakan kekuatan akal sebaik-baiknya.
6.     Stoics dan Epicuris
Epicurics mendasarkan pelajarannya pada paham kelompok Cyrenics. Filsafat Epikurus bertujuan menjamin kebahagiaan manusia dengan menitikberatkan pada etika yang akan memberikan ketenangan batin.
7.     Agama Nasrani
Pada akhir abad ketiga Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama itu dapat mengubah pemikira manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang menjelaskan baik dan buruk yang tercantum dalam Taurat.
Menurut para filsuf yunani pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan menurut agama Nasrani,pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.
B.    Akhlak pada abad Pertengahan
Pada abad pertengahan di kuasai oleh gereja yang berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Oleh karena itu, tidak ada artinya penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan penelitian. Ajaran akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan adalah ajaran akhlak yang di bangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nasrani.


C.    Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab sebelum Islam
Bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran yang minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan dan mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat syair-syairnya belum sebanding dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh filsuf-filsuf Yunani Kuno. Dalam syariat-syariat mereka tersebut sudah ada muatan-muatan akhlak.
D.    Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab setelah Islam, antara lain:
1.     Ali bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat dalam kitab Nahj Al-Balaghoh.
2.     Isma,il bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau menulis kitab Al mukmin wa Al-Fajir.
3.     Ja’far bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-Jannah  pada abad ke-3H, dan lain-lain.
E.    Barat (Zaman Baru)
Pada akhir abad ke-15 Masehi, Eropa mulai mengalami kebangkitan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir pada abad baru ini diantaranya: Descartes (1596-1650), Jhon of Salisbury (1120-1180M), Bentham (1748-1832) dan Stuart Mill (1806-1873), Thomas Hill Green (1836-1882) dan herbert Spencer (1820-1903), Spinoza (1632-1677), Hegel (1770-1831), dan Khat (1724-1831), Viktor Causin (1729-1867) dan August Comte (1798-1857), serta Pasca Mill dan Spencer.

BAB 4
BAIK BURUK
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan buruk adalah sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang rendah, hina, menyusahkan, dan dibenci manusia.
Ukuran baik dan buruk terdapat pada: Aliran Naturalisme, Aliran Hedonisme, Eudamonisme, Pragmatisme, Vitalisme, Idealisme, Eksistensialisme, Utilitarisme, Deontologi, dan Teologis.

BAB 5
AKHLAK TERPUJI (AKHLAK MAHMUDAH)
Akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sehingga mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim (Al-Ghazali). Macam-macam akhlak terpuji antara lain:
1.     Akhlak terhadap Allah SWT: menauhidkan Allah SWT, berbaik sangka, tawakkal.
2.     Akhlak terhadap diri sendiri: sabar, syukur, menunaikan amanah, benar/jujur, menepati janji, memelihara kesucian diri.
3.     Akhlak terhadap keluarga: berbakti kepada orang tua, bersikap baik terhadap saudara.
4.     Akhlak terhadap masyarakat: berbuat baik kepada tetangga, dan suka menolong orang lain.
5.     Akhlak terhadap lingkungan: memanfaatkan alam sebaik-baiknya.


BAB 6
AKHLAK TERCELA (MADZMUMAH)
Akhlak tercela meruapakan tingkah laku yang tercela merupakan tingakah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan maratabatnya sebagai manusia. Macam-macam akhlak tercela antara lain: syirik, kufur, nifak dan fasik, takabur dan ujub, dengki, gibah, dan riya’.

BAB 7
PENGERTIAN TASAWUF DAN DASAR-DASAR QURANINYA
Pengertian Tasawuf menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akhlak tasawuf memiliki ciri umum, diantaranya: memiliki moral, pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak, pengetahuan intuitif langsung, timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah SWT, dan penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat. Tasawuf memiliki landasan, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.


BAB 8
SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF DARI MASA KE MASA
Untuk melihat sejarah tasawuf, perlu dilihat perkembangan peradaban Aslam sejak zaman Rasulullah SAW. Sebab, pada hakikatnya kehidupan rohani itu telah ada pada dirinya sebagai panutan umat. Kesederhanaan hidup dan upaya menghindari bentuk-bentuk kemewahan sudah tumbuh sejak Islam datang, masa Rasulullah SAW. dan para sahabatnya hidup dalam suasana kesederhanaan.
Dalam sejarah perkembangannya, tasawuf dapat dibedakan ke dalam beberapa periode, dan setiap periode mempunyai karakteristik dan tokohnya masing-masing. Periode tersebut adalah: Abad pertama dan kedua Hijriyah, yaitu periode sahabat dan tabi’in; abad ketiga dan keempat hijriyah, yaitu periode tabi tabi’in; abad keenam, ketujuh, dan kedelapan Hijriyah; dan abad kesembilan, keseepuluh Hijriyah, dan sesudahnya.
BAB 9
KERANGKA BERFIKIR ‘IRFANI: DASAR-DASAR FALSAFI AHWAL DAN MAQAMAT
Dalam perjalanan menuju Allah SWT., kaum sufi harus menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan). Maqam-maqam yang dijalani kaum sufi antara lain: tobat, zuhud, faqr, sabar, syukur, rida dan tawakal. Hal-hal yang dijumpai dalam perjalanan kaum sufi, anatara lain adalah waspada dan mawas diri, kehampiran/kedekatan (qarb), cinta (hubb), takut (khauf), harap (raja’), rindu (syauq), intim (uns), tenteram, penyaksian (musyahadah) dan yakin.

BAB 10
HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU KALAM, FILSAFAT, FIQH, DAN ILMU JIWA
Sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman, tasawuf tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti ilmu kalam, fiqh, filsafat, ilmu jiwa, dan bidang-bidang lainnya. Kaitannya dengan ilmu fiqh, tasawuf merupakan penyempurna fiqh, karena tasawuf memberikan corak batin terhadap ilmu fiqh. Seperti tidak seperti tidak sempurnanya shalat tanpa rasa khusyuk dan tidak sempurna ibadah tanpa niat yang ikhlas. Bahkan imam Malik pernah berkata: “Barangsiapa mendalami fiqh, tetapi belum bertasawuf, berarti ia fasiq. Barangsiapa bertasawuf, tetapi belum mendalami fiqh, berarti ia zindiq. Dan barangsiapa yang melakukan keduanya, berarti ia tahaqquq (melakukan kebenaran).
Tasawuf juga berkaitan erat dengan ilmu filsafat. Misalnya kajian tasawuf tentang jiwa. Secara jujur, harus diakui bahwa terminologi jiwa dan roh banyak dikaji dalam pemikiran-pemikiran filsafat. Sederetan intelektual muslim ternama juga mengkaji tentang jiwa dan roh, di antaranya adalah Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Ghazali.
BAB 11
TASAWUF AKHLAKI
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara tasawuf dengan ilmu akhlak. Tasawuf akhlaki dapat terealisasikan secara utuh jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah dibuktikan dalam kehidupan sosial. Tokoh sufi yang termasuk tasawuf akhlaki adalah Hasan al-Basri (w. 110 H), al-Muhasibi (w. 241 H), al-Qusyairi (w. 405 H), dan al-Ghazali (w. 505 H).

BAB 12
TASAWUF IRFANI
Tasawuf irfani tidak hanya membahas soal keikhlasan dalam hubungan manusia, tetapi lebih jauh menetapkan bahwa apa yang kita lakukan tidak pernah kita lakukan, ini tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Tokohnya antara lain: Rabi’ah Al-Adawiah, Dzu An-Nun Al-Misri, Abu Yazid Al-Bustami, dan Abu Manshur Al-Hallaj.

BAB 13
TASAWUF FALSAFI
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajaranya menggunakan terminologis filosofis dalam pengungkapanya. Tokohnya antara lain: Ibnu Arabi, Al-Jili, dan Ibnu Sab’in.



BAB 14
TAREKAT
Tarekat yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam tujuannya berada sedekat mungkin dengan Allah SWT. Pada awal kemunculannya, tarekat berkembang dari dua daerah, yaitu Iran dan Irak. Pada periode ini muncullah beberapa tarekat, diantaranya: Tarekat Yasaviyah yang didirikan oleh Ahmad Al-Yasavi (562 H/1169 M); Tarekat Naqsabandiyah, yang didirikan oleh M. Bahuddin An-Naqsabandi Al-Awisi Al-Bukhari (1389 M) di Turkistan; Tarekat Khalwatiyahyang didirikan oleh Umar Al-Khawalti (1397 M); Tarekat Safawiyah yang didirikan oleh Safiyudin Al-Ardabili (1334 M) dan tarekat Bairamiyah yang didirikan oleh Hijji Bairan (1430 M).


BAB 15
STUDI KRITIS TERHADAP ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
Di antara sekte-sekte tasawuf yang dianggap sesat oleh penentangnya adalah: Pertama, sekte Al-Isyraqi, yang didominasi oleh ajaran filsafat bersama sifat zuhud. Al-Israqi (penyinaran) adalah penyinaran jiwa yang memancarkan cahaya dalam hati sebagai hasil dari pembinaan jiwa dan penggemblengan roh disertai dengan penyiksaan badan untuk membersihkan dan menyucikan roh. Kedua, sekte Al-Hulul, yang berkeyakinan bahwa Allah ‘azza wa jalla bisa bertempat atau menitis dalam diri manusia –Mahasuci Allah ‘azza wa jalla dari sifat itu-, Ketiga, sekte Wihdatul Wujud, yaitu keyakinan bahwa semua yang ada pada hakikatnya adalah satu dan segala sesuatu yang terlihat di alam semesta ini tidak lain merupakan perwujudan atau penampakan Dzat Ilahi (Allah ‘azza wa jalla).


BAB 16
TASAWUF DI INDONESIA
Dari sekian banyak naskah lama yang berasal dari Sumatra, baik yang ditulis dalam bahasa Arab maupun Melayu, berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur yang cukup dominan dalam masyarakat pada masa itu. Kenyataan lainnya, kita dapat melihat pengaruh yang sangat besar dari para sufi dalam memengaruhi kepemimpinan raja, baik yang ada di tanah Aceh maupun yang ada di tanah Jawa. Tokoh sufi yang mempengaruhi perkembangan tasawuf di Indonesia, di antaranya Hamzah al-Fansuri, Nurudin al-Raniri, Syekh Abdul Rauf al-Sinkili, dan Syekh Yusuf al-Makasari.
Disusun oleh: Tata Puspita


Tuesday, 22 January 2019

SINOPSIS FILM YASMINE DAN ANALISIS MENGGUNAKAN TEORI PSIKOLOGI


SINOPSIS FILM  - TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN MENTAL

Judul Film       : Yasmine
Produksi          : Origin Films
Sutradara         : Siti Kamaluddin
Para Pemain    : Liyana Yus (sebagai Yasmine Fatia), Reza Rahadian (sebagai Fahri, ayah Yasmine), Dwi Sasono (sebagai Cik Gu Tong Fu), Agus Kuncoro (sebagai Jamal), Roy Sungkono (sebagai Ali), Nadiah Wahid (sebagai Nadia).
Yasmine adalah seorang siswi SMA yang hidup berdua dengan ayahnya, Fahri, yang tetap menduda sepeninggal istrinya. Sayangnya, karena Fahri hanya pegawai negeri perpustakaan, ia tidak mampu membiayai putrinya masuk sekolah internasional favorit karena terlalu mahal. Yasmine pun kecewa karena tidak bisa satu sekolah dengan teman-teman lamanya. Yasmine memutuskan untuk mengubah kekecewaannya dengan berusaha menyesuaikan diri dan bergabung di klub silat sekolahnya bersama dua sahabat barunya, Ali dan Nadia. Di bawah bimbingan pelatih silat Cik Gu Tong Fu (yang hanya berkipas malas-malasan, Yasmine dan kedua temannya berlatih dengan giat untuk kejuaraan silat tingkat nasional).
Bagi Yasmine mengikuti silat awalnya didorong motivasi pribadi.  Adi, pria pujaan sewaktu kecil adalah sang juara silat internasional di London. Sayangnya sahabatnya sewaktu kecil itu sudah menjadi kekasih Dewi Isyana, yang juga juara silat dari Sekolah Tinggi Internasional. Sejak awal keduanya sudah digambarkan selalu berselisih satu sama lain. Misalnya pada scene di loker sekolah ketika Yasmine rindu bertemu teman lamanya di sekolah favorit tersebut. Dewi dengan ketus berkata: “Kita jumpa di gelanggang”. Yasmine berambisi mengikuti kompetisi kejuaraan silat remaja tingkat nasional dengan mengajak dua sahabat barunya mencari tambahan ilmu dari luar sekolah.
Selama mengikuti klub silat dan latihan, Yasmine tidak diketahui oleh Ayahnya. Padahal Fahri sangat menentang Yasmine untuk menikuti klub silat, bahkan memaksanya belajar mengaji pada bu Nurma setiap hari. Namun, dengan cerdas Yasmine berhasil membujuk guru mengajinya dan mendapatkan ilmu baru dari pendekar Jamal yang telah lumpuh kakinya. Cerita terus bergulir, Yasmine digambarkan sebagai cewek berkarakter gigih mencari guru yang mau mengajarkannya jurus yang lebih mumpuni untuk bisa menghadapi Dewi, di final. Yasmine pun tak segan berlatih jurus maut pada Datuk Hitam yang dikucilkan kalangan pendekar. Justru itulah jurus terlarang yang dulu digunakan Fahri, ayah Yasmine pada sahabatnya sendiri. Dari sini akhirnya Yasmine tahu mengapa ayahnya mempunyai trauma terhadap silat setelah dia memukul “knock out” lawannya di semifinal.  Selain itu Yasmine berubah jadi arogan dan berselisih dengan Ali dan Nadia.
Seiring berjalannya waktu, Yasmine sadar kemudian ia dan Ayahnya berbaikan dan saling meminta maaf. Yasmine pun meminta maaf pada dua sahabatnya, akhirnya mereka bertiga bisa rukun kembali. Dan final pun dimulai. Akhirnya, Yasmine dan Dewi pun bertarung di arena silat. Terjadi pertarungan yang sengit antara keduanya. Mereka jatuh bangun dan saling beradu. Di tengah pertandingan, Yasmine mencoba menggunakan jurus “knock out” yang diterimanya dari Datuk Hitam, Cik Gu Tong Fu menatap Yasmine dari kejauhan dan merasa was-was dengan perilaku Yasmine tersebut. Namun ternyata Yasmine tidak menggunakan jurus tersebut dan langsung mendorong lawannya hingga tak dapat bangkit kembali. Akhirnya dinobatkanlah Yasmine sebagai pemenangnya.


ANALISIS FILM YASMINE
  • Pola Asuh
Ayah Yasmine mengasuh Yasmine dengan pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa banyak alasan (Edwards, 2006). Terlihat dalam adegan film tersebut ketika Ayah Yasmine tidak mengizinkan Yasmine untuk mengikuti klub silat disekolahnya tanpa memberikan penjelasan kepada Yasmine mengapa ia tidak mengizinkannya. Hal tersebut menyebabkan Yasmine sering melanggar peraturan seperti sering pulang larut malam tanpa mengabarkan Ayahnya. Yasmine juga menjadi seseorang yang agak pemarah dan cepat tersinggung.

  • Teori Behavioristik
Teori ini yaitu bagaimana seseorang belajar dari pengalaman. Dalam adegan film tersebut, Ayah Yasmine tidak mengizinkan Yasmine untuk mengikuti club silat karena Ayah Yasmine sebelumnya pernah juga menjadi bagian dari club silat. Namun ketika pertandingan silat, Ayah Yasmine menggunakan jurus “knock out” atau jurus mematikan untuk melumpuhkan lawannya. Ia tidak ingin Yasmine mengikuti silat untuk menyakiti orang lain. Sayangnya ketika Ayah Yasmine melarang Yasmine untuk tidak mengikuti club silat, ia tidak menjelaskan apa alasannya.
Teori ini yaitu bagaimana orang bersikap dan menyesuaikan diri dipengaruhi oleh lingkungannya. Seperti pada cerita di film ketika Yasmine mulai berubah menjadi sombong dan pemarah namun karena lingkungannya dalam artian yaitu teman-temannya yang menyadarkan Yasmine hingga akhirnya ia tidak arogan ataupun pemarah lagi.


  • Teori Humanistik
Dikemukakan oleh Maslow (1908-1970) bahwa masing-masing kita memiliki kekuatan bawaan kearah aktualisasi diri hingga mencapai potensi setiap individu. Ketika kepribadian seseorang berkembang di dalam lingkungan yang mendukung, maka sifat positif seseorang tersebut akan muncul. Contohnya dalam adegan film ketika Yasmine berusaha untuk mendapatkan jurus silat yang lebih baik, karena di club sekolahnya, guru silatnya tidak dapat mempraktikkan jurus-jurus silat kepada Yasmine dan teman-temannya. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari sendiri guru silat dengan mendatangi berbagai padepokan serta mereka belajar secara otodidak. Mereka berlatih keras untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen silat nasional.

  • Relasi Remaja dengan Teman Sebaya
Laursen (2005) mengatakan bahwa teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa-masa remaja. Pernyataan Laursen dapat dipahami karena pada kenyataannya remaja dalam masyarakat modern seperti sekarang ini menghabiskan sebagian besar waktunya bersama dengan teman sebayanya (Steinberg, 1993). Terlihat dalam adegan film tersebut, Yasmine banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Ali dan Nadia. Dari pagi hari di sekolah hingga malam hari mereka latihan silat bersama.

  • Teori Psikoanalitik
Dalam hal superego dari teori psikoanalitik yang dikembangkan oleh Freud. Superego yaitu perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana yang diterangkan orangtua kepada anaknya. Superego bertugas untuk mengontrol insting-insting. Contohnya dalam adegan dalam tersebut ketika Yasmine berada pada pertandingan final silat dan hendak melakukan pukulan mematikan kepada lawannya atas dasar prinsip ego dalam dirinya. Namun, superegonya mengingatkannya pada larangan Fahri, ayahnya dan gurunya yaitu Cik Gu Jamal agar tidak menggunakan jurus tersebut untuk melumpuhkan lawan karena dapat mengakibatkan hal yang fatal. Akhirnya Yasmine menyesuaikan diri dengan mengurungkan niatnya untuk menuruti egonya tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Admin, “Pola Asuh Otoriter”, November 2012, http://www.psychologymania.com/2012/11/pola-asuh-otoriter.html?m=1 diakses paa=da 2 April 2017
Lahey, Benjamin B, Psychology an Introduction, second edition, United State of America: Wm. C. Brown Publisher, 1986.
Mcdens13, “Pengertian Teman Sebaya”, 26 Maret 2013, https://mcdens13.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-teman-sebaya/ diakses pada 2 April 2017.
Papalia, Diane E., dkk, Human Development, terj. A. K. Anwar, Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2008.
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner, Teori-Teori Psikodinamik (Klinis), edt. A. Supratiknya, Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS, 1993.







Disusun oleh: Ria, Tata Puspita, Homi, Bella.