PENDAHULUAN
Pawlik (1998)
menganalogikan diterimanya kesadaran sebagai konstruk psikologi yang sah
seperti peristiwa renaissance. Hal ini disebabkan riset mengenai
hakekat, struktur dasar serta proses kesadaran pada saat ini telah menjadi satu
topic hangat bagi psikologi teoretis dan eksperimen, neuropsikologi klinis dan
eksperimen, neurosains, ilmu-ilmu kognitif serta filsafat (Pawlik 1998).
Pickering (1999) menyatakan lebih tepat kalau kesadaran bukannya telah pulang
kembali ke psikologi melainkan psikologi telah mendapatkan kembali kesadaran,
sebab mengakui kesadaran qua pengalaman sebagai bidang kajian penelitian
psikologi berarti menemukan kembali apa yang dipandang oleh Wilhelm Wundt dan
William James sebagai fenomena pokok psikologi.
Kesadaran memang telah menjadi satu
konsep yang sering digunakan psikologi, namun kesadaran merupakan konsep yang
membingungkan dalam ilmu pengetahuan mengenai pikiran (Chalmers, 1995). Salah
satu penyebabnya adalah karena pengertian kesadaran sangat bervariasi sehingga
tidak ada satu pengertian umum yang dapat diterima semua pihak (Bielecky,2001).
Zeman (2001) menguraikan bahwa kata consciousness berasal dari bahasa
Latin conscio yang dibentuk dari kata cum yang berarti with (dengan)
dan scio yang berarti know (tahu). Kata menyadari sesuatu (to
be conscious of something) dalam bahasa Latin pengertian aslinya adalah membagi
pengetahuan tentang sesuatu itu dengan orang lain atau diri sendiri. Kata conscious
(sadar) dan consciousness (kesadaran) pertama kali muncul dalam bahasa
Inggris awal abad 17 (Lewis, 1960 seperti dikutip Zeman, 2001). Kesadaran
digambarkan sebagai keadaan mental yang berisi dengan halhal proposisional,
seperti misalnya keyakinan, harapan, kekhawatiran, dan keinginan.
Chalmers (1995) menggolongkan
permasalahan kesadaran menjadi dua, yaitu permasalahan mudah (easy problems)
dan permasalahan sukar (hard problem). Permasalahan mudah kesadaran
berkaitan dengan masalah yang secara langsung dapat dipecahkan oleh metode baku
ilmu pengetahuan kognitif. Permasalahan kesadaran yang tergolong mudah itu
antara lain adalah (a) bagaimana seseorang melakukan pembedaan stimulus
sensoris dan bereaksi secara tepat terhadap stimulus tersebut, (b) bagaimana
otak memadukan informasi yang berasal dari berbagai sumber berbeda dan kemudian
menggunakan informasi tersebut untuk mengendalikan perilaku, (c) bagaimana
seseorang mampu melaporkan kondisi internalnya sendiri, (d) bagaimana kemampuan
satu sistem untuk mengakses kondisi internalnya sendiri, (e) bagaimana soal
pemusatan perhatian, (g) bagaimana membedakan antara kondisi bangun dengan
tidur. Gejalagejala kesadaran semacam itu dapat dijelaskan oleh mekanisme komputasional
dan neural. Meskipun gejala kesadaran diatas bukan masalah sepele, kemajuan
psikologi kognitif dan neurosains diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap
permasalahan tersebut (Chalmers, 1995).
Hipnosis menurut psikoanalisis
adalah keadaan regresi sebagian diamana subjek kekurangan kendali dalam
kesadaran yang nyata dan karenanya bertindak secara impulsive dan terlibat dalam
perbuatan fantasi (Gill,1972). Menurut Kirsch dan Lynn (1995), hipnosis adalah
sebuah prosedur dimana seorang praktisi mengsugestikan perubahan sensasi,
persepsi, pikiran, perasaan, atau perlaku dari subjek.
Sejak
dulu, obat- obatan telah digunakan untuk mendapatkan efek psikologisnya.
Seperti mengubah kognisi dan emosi dengan mempengarui neurotransmitter dalam
otak. Obat- obatan memiliki efek psikologi disebut sebagai psikoaktif.
Psikoaktif memiliki beberapa kegunaan diantaranya stimulan sebagai obat- obatan
peningkat, depresan sebagai obat- obatan penurun, narkotika untuk mengurangi
rasa sakit dan kecemasan, dan Halusinogen sebagai obat Psychedelic.
HIPNOSIS
HIPNOSIS
Kata
"hipnosis" pertama kali diperkenalkan oleh James Braid, seorang
dokter ternama di inggris yang hidup antara tahun 1795 - 1860. Sebelum masa
Jame Braid, hipnosis dikenal dengan nama Mesmerism/Magnetism. Hypnos atau dewa
tidur Yunani, namun studi fisiologi otak mengungkapkan bahwa hipnosis pasti
tidak tidur.
Hipnosis
adalah keadaan sugestibilitas tinggi yang pada beberapa orang dapat mengalami
duduk membayangkan seolah-olah mereka nyata. Hipnosis menarik karena banyak
terapis menggunakannya dalam memperlakukan gangguan mental. Di Amerika Serikat,
sekitar 25 persen Ph.D. program psikologi menawarkan kursus atau pelatihan
dalam hipnosis (Walling et al., 1998). Dasar para ilmuwan, mengeksplorasi
apakah hipnosis adalah keadaan yang unik dari gangguan kesadaran, dan menempatkannya
dalam klaim tes yang ketat.
Hypnotic
induction adalah proses dimana satu orang (seorang peneliti atau hipnotis)
menuntun orang (subjek) dalam hipnosis. (Erik Woody & Pamela Sadler, 2016):
Hipnosis biasanya melibatkan pengenalan prosedur dimana subjek diberitahu bahwa
sugesti untuk pengalaman imajinatif akan disajikan. Induksi hipnosis adalah
sugesti awal untuk menggunakan imajinasi seseorang, dan mungkin berisi
elaborasi lebih lanjut dari pendahuluan. Induksi dapat memberikan isyarat
penting tentang mode diharapkan memberlakukan sugesti dan sifat yang diharapkan
dari perubahan interpersonal dalam hipnosis. Selain itu, induksi dapat
memberikan meta-sugesti yang dapat meningkatkan respon setelah sugesti hipnotis
dan juga dapat memberikan transisi yang jelas untuk membantu memungkinkan mode
perilaku baru dan pengalaman baru muncul di hipnosis.
Hipnosis
adalah salah satu pendekatan kesehatan komplementer dan diakui dalam pengobatan
sebagai terapi yang efektif (Afife, 2014). Terapi hipnosis telah digunakan dalam
dunia medis dan masalah psikiatrik. seperti gangguan kecemasan, depresi,
terluka, stress and gangguan stress karena trauma (Mauro, 2014). Hipnosis
merupakan keadaan mengubah kesadaran atau keadaan fokus untuk menginduksi
stimulus verbal dari terapis (hetero-hipnosis) ataupun dari diri sendiri (self-hipnosis).
Teknik hipnotis terbukti berguna bagi berbagai penyakit seperti luka bakar,
kanker, masalah otot, dan lain sebagainya (Sheila, 2014). Hipnosis merupakan
sugesti untuk perubahan dalam persepsi, sensasi, emosi, dan berpikir (Holger,
2015).
TEORI HIPNOSIS
Teori sosial-kognitif
Untuk
teoretikus lain, hipnosis tidak mewakili keadaan khusus disosiasi kesadaran.
Sebagai gantinya, teori-teori sosial-kognitif mengusulkan bahwa pengalaman
hipnotis hasil dari harapan orang-orang yang termotivasi untuk mengambil peran
yang dihipnotis (Kirsch, 2001; Spanos, 1991). Kebanyakan orang percaya bahwa
hipnosis melibatkan perpindahan kesadaran dan respon terhadap sugesti. Orang
termotivasi untuk menyesuaikan diri dengan peran ini mengembangkan kesiapan
untuk menanggapi sugesti hipnotis dan untuk memandang pengalaman hipnosis
sebagai nyata dan sukarela.
Teori Disosiasi/Keadaan
Kesadaran Yang Berbeda
Perubahan
dalam aktivitas elektris dalam otak diasosiasikan dengan hipnotis, mendukung
pernyataan yang menyatakan bahwa hipnosis adalah keadaan kesadaran yang berbeda
dari terjaga saat normal (Fingelkurts, Fingelkurts & Kalio, 2007; Hilgar,
1992; Kallio & Revonsou, 2003). Hipnosis melambangkan kesadaran yang
terbagi. Menurut peneliti Hipnosis yang terkenal Ernest Hilgard, hipnosis
menyebabkan disosiasi atau pembagian kesadaran ke dalam dua komponen yang
simultan. Dalam satu aliran kesadaran, orang yang terhipnotis akan mengikuti
perintah dari ahli hipnotis. Akan tetapi, dalam tingkat yang berlainan pada
kesadaran, mereka berperilaku sebagai “observer yang tersembunyi”, mengetahui
apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Hipnosis telah diaplikasikan pada
sejumlah area, termasuk di antaranya:
- Hypnotherapy
/ Clinical Hipnosis
Hypnotherapy atau Clinical Hipnosis
adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan meringankan
gangguan fisik. HIPNOSIS, tidak seperti cara pengobatan lain yang mengobati
gejala (simptom) atau akibat yang muncul. Hynosis berurusan langsung dengan
penyebab suatu masalah. Dengan menghilangkan penyebabnya maka secara otomatis
akibat yang ditimbulkan akan lenyap atau tersembuhkan. Kita ambil contoh kasus
Psikosomatis. Jika seseorang menderita psikosomatis misalnya nyeri punggung
yang tak kunjung sembuh, dia bisa saja menggunakan obat penahan rasa sakit
untuk menghilangkan rasa sakit di punggungnya. Namun hilangnya rasa sakit itu
hanya sementara, setelah pengaruh obatnya hilang dia akan merasa sakit lagi dan
meminum obat lagi. Ini sama sekali bukan penyembuhan. Orang tidak akan
benar-benar sembuh dengan cara itu. Obat hanya akan melemahkan kita karena
hidup kita menjadi tergantung dengan obat itu. Dengan hipnosis, psikosomatis
bisa sembuh permanen dalam waktu sangat singkat.
- Medical
and dental hipnosis
Yaitu penggunaan hipnosis untuk
dunia medis, terutama oleh dokter ahli bedah dan dokter gigi dalam menciptakan
efek anesthesia tanpa menggunakan obat bius. Teknik hipnosis yang digunakan
untuk anestesi sudah digunakan oleh John Elliotson (1791 -1868). Elliotson
adalah dokter yang pertama kali menggunakan mesmerisme (nama kuno dari
hypnotism) untuk melakukan pembedahan tanpa rasa sakit. Catatan: pada masa itu
belum ditemukan obat bius yang disuntikkan ataupun dihirup.
- Comedy
hipnosis
Comedy hipnosis adalah hipnosis
yang digunakan untuk hiburan semata. Comedy Hipnosis juga sering disebut
sebagai Stage Hipnosis. Dinamakan stage hipnosis atau hipnosis panggung karena pada
awalnya hipnosis untuk hiburan hanya diperankan di atas panggung. Namun Comedy Hipnosis
sekarang tidak terbatas dalam panggung. Di jalan, taman, mall, kampus atau
dimana saja Anda bisa mempraktekkan Comedy Hipnosis.Untuk mempelajari Comedy hipnosis
sangat mudah. Anda hanya butuh waktu beberapa jam saja, dan sudah siap untuk
terjun ke lapangan. Jika Anda pernah melihat acara stage hipnosis, mungkin Anda
menjadi takut dengan hipnosis karena sepertinya seorang hipnotist bisa
seenaknya mengendalikan subjek (orang yang dihipnotis).Sebenarnya tidak ada
orang lain yang bisa mengendalikan Anda, kecuali Anda mengizinkan untuk
dikendalikan.
- Forensic
Hipnosis
Dalam penyelidikan kepolisian, hipnosis
bisa digunakan untuk menggali informasi dari saksi. Suatu kejadian traumatis
seperti dalam kasus kejahatan yang menakutkan cenderung membuat pikiran bawah
sadar menyembunyikan ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar tidak
bisa diingat oleh pikiran sadar. Tujuan pikiran sadar menyembunyikan informasi
itu sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri, karena apabila kejadian itu bisa
diingat dalam kondisi sadar, maka rasa ketakutan akan sering muncul tanpa
sebab. Dengan bantuan hipnosis, korban atau saksi bisa mengingat kembali dengan
sangat jelas. Hipnosis tidak bisa digunakan untuk mendapatkan pengakuan yang
jujur dari pelaku kriminal. Pertama karena pelaku kejahatan pasti akan menolak
untuk dihipnotis, dan kedua dalam kondisi hipnosis, seseorang tetap bisa
berbohong. Hipnosis berperan mengungkap kejahatan jika diterapkan kepada saksi
atau korban. Dengan teknik regresi atau hypernesia, saksi atau korban kejahatan
bisa menceritakan dengan sangat rinci tentang peristiwa yang pernah dialaminya.
- Metaphysical
Hipnosis
Metaphysical hipnosis adalah
aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai fenomena metafisik seperti Out of
Body Travel, ESP, Clairvoyance, Clairaudience, Komunikasi dengan inner-self,
meditasi, mengakses kekuatan superconscious mind dan
eksperimen-eksperimen metafisika lainnya. Kebetulan kami kurang tertarik untuk
mengembangkan Metaphysical Hipnosis. Dengan kata lain, kami bukan tempat
bertanya yang tepat apabila anda punya pertanyaan tentang manfaat hipnosis
untuk hal-hal metafisik tersebut.
PENGALAMAN
HIPNOTIS
Orang
yang terhipnosis perhatiannya terfokus pada suara penghipnosis, kemudian
berbicara dan terbuai dalam keadaan sadar yang telah berubah. Tahap ini berbeda
setiap individu tetapi kebanyakan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Relaksasi, rasa relaksasi yang mendalam
dan rasa kedamaian, sering disertai perubahan rasa pada tubuh. Seperti
melayang, tenggelam dan menyusut.
2.
Halusinasi Hipnotis : ketika di hipnosis,
subjek melihat, merasakan, atau mendengar hal hal yang menyimpang dari biasanya
bahkan hal hal yang tidak ada. Seperti mencium bau bunga yang tidak ada.
3.
Analgesia hipnotis. Subjek kehilangan
rasa ketika disentuh atau kehilangan rasa sakit di daerah tubuhnya.
4.
Regresi usia hipnotis. Subjek dapat
dibuat untuk merasakan bahwa dia kembali ke masa lalu, seperti masa
kanak-kanak. Tidak diketahui apakah individu menjalani regresi usia dan
mengingat kejadian yang terlupakan, tetapi proses ini sering terjadi pada
subjek.
5.
Kontrol hipnotis. Perilaku individu yang
terhipnosis kadang terlihat seperti kehilangan kontrol diri. Ketika dikatakan
bahwa lengannya dapat melayang, lengan orang yang terhipnotis tersebut akan
terlihat melayang seperti diangkat oleh balon yang tak terlihat.
OBAT-
OBATAN YANG MEMPENGARUHI KESADARAN
Stimulan: Obat-obatan
Perangsang
- Amfetamin
Amfetamin merupakan psikotropika
golongan II yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Sulastri, 2013).
- Kokain
Kokain didepresikan dari daun semak
koka,yang terutama ditemukan di Perudan Bilovia. Selama berabad-abad,ekstrak
mentah yang disebut pasta koka telah dibuat secara langsung dari daunnya
dan dimakan. Laporan para pemakain banyak menyebutkan tentang gelombang
perasaan nyaman (wave of wellbeing),mereka merasa percaya diri ramah,
bersahabat, gelisahdan berbicara ngelantur serta mereka mamiliki keinginan yang
rendah disbanding biasanya untuk makan dan tidur (Pinel, 2007).
- Nikotin
Nikotin adalah obat yang sangat adiktif sehingga
bisa menyebabkan kecanduan. Seperti amfetamin dan kokain, nikotin bertindak di
otak dan menciptakan perasaan senang atau kepuasan (Noha Ahmed 2015). Ketika
seseorang telah mengalami ketergantungan pada nikotin, maka saat withdrawal
(putus zat) individu tersebut akan mengalami perasaan tidak nyaman seperti
cemas, merasa tertekan, sulit mengendalikan diri atau mudah marah, mudah putus
asa, dan depresi. Gangguan emosi dan perilaku pada pecandu rokok juga erat kaitannya
dengan perubahan aktivitas dan fungsi otak. Penelitian tentang pengaruh nikotin
terhadap kinerja otak hampir selalu menggunakan metode neuroimaging (Andrian,
2010).
Depresan: Obat-obatan
Penurun
- Alkohol
Depresan yang paling umum adalah
alkohol. Alkohol diklasifikasikan sebagai depresan karena pada dosis moderat
sampai tinggi alkohol meneka penembakan neural,namun pada dosis rendah alkohol
dapat menstimulasi penembakan neural dan memfasilitasi interaksi social. Dosis
tinggi menyebabkan hilangnya kesadaran dan bila kadar dalam darah mencapain
0.5% ada resiko kematian akibat depresi respiratorik (Pinel, 2007).
Konsentrasi
alkohol dalam darah dapat mempengaruhi mitokondria dalam malakukan metabolism.
Asetaldehida dan asetat yang dihasilkan dari proses ini dalam jumlah besar
dapat menyebabkan terjadinya penggunaan glukosa oleh otak. Pembentukan
asetaldehida dan asetat berlebih terjadi pada pengguna alkohol kronis (Manzo,
2010).
Konsumsi alkohol kronis
menghasilkan kerusakan otak ekstensif. Kerusakan ini dihasilkan secara langsung
dan tidak langsung. Contoh penyakit yang secara langsung menyebabkan syndrome
korsakoff (gangguan neuropsikologis yang ditandai oleh kehilangan ingatan,
disfungsi sensorik dan motorik serta demensia berat) (Pinel, 2007). Hasil pengamatan
de Wardener dan lennox (1947) di malnutrisi, telah diketahui bahwa penipisan
tiamin merupakan mekanisme yang menimbulkan syndrome korsakoff (Kopelman, 2009).
Untuk
mengobati kecanduan kini digunakan senyawa kurkawan yang dapat mengurangi laju
kerusakan sel atau jaringan atau organ oleh konsumsi alkohol. Penggunaan
resuratrol membawa dampak perlindungan pada otak, ginjal dan jantung karena
meningkatkan pertumbuhan jumlah mitokondria (Manzo, 2010).
Narkotika: Mengurangi
Rasa Sakit dan Kecemasan
Narkoba (Narkotika dan obat- obatan berbahaya) mempunyai
istilah-istilah lain yang juga sering digunakan seperti zat adiktif, zat
psikoaktif, zat psikotropika (Yatin, 1991). Menurut Yatin 1991 yang dimaksud
obat psikoaktif adalah jenis zat yang dapat mengubah pikiran dan perasaan
karena pengaruhnya secara langsung terhadap susunan saraf pusat ( otak dan
susum tulang belakang).
Penyalahgunaan narkoba sendi secara biologis data
mempengaruhi fungsi seksual (Wincze dkk, 1991). Ada beberapa jenis narkoba yang
merangsang nafsu seksual. Kokain, mariyuana, brauer adalah perangsang seksual ,
amfetamin dapat meningkatkan reaksi seksual ( Master,1985) bila digunakan dalam
dosis rendah. Temuan tersebut dapat diartikan bahwa para penyalahguna ketiga
jenis narkoba tersebut akan cenderung melampiaskan nafsu seksualnya setelah
menggunakan (Agnes, 2000).
Halusinogen:
Obat-obatan Psychedelic
- Mariyuana
Mariyuana (ganja) merupakan
nama lazim diberikan kepada daun dan
bunga yang dikeringkan dari Cannabi Sativa (semacam pohon rami).
Mode umum konsumsinya adalah dengan menghisap daunnya dalam bentuk joint
(lintingan mariyuana) atau dengan menggunakan pipa, tetapi mariyuana juga
efektif bila dipakai secara oral, mula- mula dipanggang dalam substratkaya
minyak, missal sebagai browine coklat, untuk membantu penyerapan dari
traktus gastrointestinal (Pinel, 2007).
Disusun oleh : Kelompok 3
Nabila, Whisnu, Tata, Yunanda.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ardigo, Sheila, dkk., Hipnosis can
reduce pain in hospitalized older patients: a randomized controlled study :
Ardigo et al. BMC Geriatrics, 2016, DOI 10.1186/s12877-016-0180-y.
2.
Avalos, Salvador Manzo & Molina, Alfredo Saavedra. Cellular and
Mitochondrial Effect of Alkohol Consumption. Int.j.Environ. Res.Public
Health, 2010, 7, 4281- 4303, DOI: 10.3390/ijerph7124281.
3.
Cozzolino, Mauro , dkk., A bioinformatic analysis of the
molecular-genomic signature of therapeutic hipnosis : The International Journal
of Psychosocial and Cultural Genomic ,
2014, Vol. 1 No. 1.
4.
Cramer, Holger, dkk. Hipnosis in Breast
Cancer Care: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Integrative
Cancer Therapies, 2015, Vol. 14(I) 5- 15, DOI: 10.1177/153735414550035.
5.
Guly,HR. Use and abuse of alkohol and
other drugs during the heroic age of Antarctic exploration. Derriford
Hospital, plymounth, 2012, Vol. 24(I) 94- 105, DOI:
10.1177/0957154X12450139.
6.
Hastjarjo, Dicky. Sekilas Tentang
Kesadaran (Consciousness): Buletin Psikologi, 2005,Volume 13, No.
2.
7.
Kabalak, Afife Alyla, dkk. Clinical Hipnosis
for Symtom Management of Cancer Patients
in Palliative Care. Anarka Ulus State Hospital, Anarka, Altindag, Turkey,
2014, http://dx.doi.org/10.4172/2165-7386.1000181.
8.
Kopelman, Michael D,dkk. The Korsakoff
Syndrom: Clinical Aspects, Psychology and Treatment. Alkohol & Alkoholism,
2009,Vol. 44, No. 2, pp. 148- 154.
9.
Lahey, Benjamin B, Psychology an Introduction
second edition, United State
of America : Wm. C. Brown Publisher, 1986.
10.
Lestari, Sulastri Indah, Strategi Badan
Narkotika Nasional Kota Samarinda Dalam Menanggulangi Penggunaan Narkoba di
Kelurahan Sungai Pinang Dalam Kota Samarinda: Ejournal Ilmu Pemerintah, 2013, I
(2):943-955, ISSN :2338-3651.
11.
Liem, Andrian, Pengaruh Nikotin terhadap
Aktivitas dan Fungsi Otak serta Hubungannya dengan Gangguan Psikologis pada
Pecandu Rokok: BULETIN PSIKOLOGI,
2010, VOLUME 18, NO. 2, 37 – 50, ISSN: 0854‐7108.
12.
Mesman, Glenn.R. The Relation Between
ADHD Symptoms and alkohol Use in Collage Students.Journal of Attention
Disorders, 2015, Vol. 19 (8) 694- 702, DOI: 10.1177/1087054713498931.
13.
Mohamed, Noha Ahmed dan ElMwafie, Seham
Mohamed. Effect of Hypnotherapy on smoking cessation among secondary school
students.Faculty of Nursing, Beni- Suef University,Beni Suef, Egypt,
2014, Vol. 5, No.2, DOI: 10.5430/jnep.v5n2p67.
14.
Passer, Michael W dan Smith, Ronald E, Psychology
The Science of Mind and Behaviour, New York : Mc Graw-Hill, 2008.
15.
Pinel, John P. J, Biopsikologi Edisi
Ketujuh, terj. Helly, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015, ISBN :
978-602-8300-75-9.
16.
Purnomowardani, Agnes Dewanti &
Koentjoro. Penyingkapan diri, perilaku seksual, dan penyalahgunaan narkoba: Jurnal
Psikologi, 2000, No. 1, 60-72.
17.
Sulliivan, Edith V, dkk. Alkohol’s
Effect on Brain and Behavior. Neuropsychological Sequelae of Alcololism,
2010, Vol. 33, Nos. 1 and 2.
18. Woody, Erik & Sadler,Pamela.What Can a
Hipnotic Induction Do?. American Journal of Clinical Hipnosis, 2016,
DOI: 10.1080/00029157.2016
Disusun oleh : Kelompok 3
Nabila, Whisnu, Tata, Yunanda.